oleh Ani Marlina
Dalam Pendidikan Lingkungan Hidup ( PKLH ) terdapat 5 karakteristik untuk mendefinisikan sustainable dan 4 hal yang membawahi sustainable.
Pembangunan berkelanjutan atau sustainable adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang merupakan suatu proses pembangunan yang secara berkelanjutan mengoptimalkan manfaat dari sumber alam dan sumberdaya dengan cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai dengan kemampuan sumber alam yang tersedia.
Sumberdaya alam yang tersedia ada yang bisa diperbaharui (renewablity) dan ada yang tidak dapat diperbaharui (stock resource), yang secara implicit pengertian diatas mengandung makna beberapa aspek yaitu: proses pembangunan berlangsung secara berlanjut dan didukung oleh sumber alam dengan kualitaas lingkungan dan manusia semakin berkembang, sumber alam terutama udara, air dan tanah, memiliki ambang batas dimana pemanfaatan yang berlebihan akan menyebabkan berkurangnya kuantitas dan kualitas sumber daya alam sehingga mengurangi kemampuannya mendukung kehidupan umat manusia.
Makna berikutnya adalah kualitas lingkungan berkolerasi langsung dengan kualitas hidup, sehingga semakin baik mutu kualitas lingkungan semakin positif pengaruhnya pada kualitas hidup, yang antara lain tercermin pada meningkatnya usia harapan hidup, turunnya tingkat kematian, dan lain-lain.
Makna yang terakhir adalah pembangunan berkelanjutan memungkinkan generasi sekarang meningkatkan kesejahteraannya tanpa mengurangi kemungkinan lagi generasi masa depan juga dapat meningkat kesejahteraannya.
Pembangunan berkelanjutan yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987. Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development.
Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
“Pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengkompromikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.”
Banyak laporan PBB, yang terakhir adalah laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan sebagai terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat.
Untuk sebagian orang, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang lain, konsep “pertumbuhan ekonomi” itu sendiri bermasalah, karena sumber daya bumi itu sendiri terbatas.
Skema pembangunan berkelanjutan: pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa “keragaman budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam”.
Dengan demikian “pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”. dalam pandangan ini, keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan (selanjutnya disebut 3 Pilar Pembangunan berkelanjutan).
Indikator / Kriteria Pembangunan Berkelanjutan
Berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka indikator pembangunan berkelanjutan tidak akan terlepas dari aspek-aspek tersebut diatas, yaitu aspek ekonomi, ekologi/lingkungan, sosial, politik, dan budaya. Sejalan dengan pemikiran tersebut, Djajadiningrat (2005) dalam buku Suistanable Future: Menggagas Warisan peradaban bagi Anak Cucu, Seputar Pemikiran Surna Tjahja Djajadiningrat, menyatakan bahwa dalam pembangunan yang berkelanjutan terdapat 5 aspek keberlanjutan yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Keberlanjutan Ekologis
2. Keberlanjutan di Bidang Ekonomi
3. Keberlanjutan Sosial dan Budaya
4. Keberlanjutan Politik
5. Keberlanjutan Pertahanan Keamanan
Soemarwoto dalam Sutisna (2006), mengajukan enam tolok ukur pembangunan berkelanjutan secara sederhana yang dapat digunakan baik untuk pemerintah pusat maupun di daerah untuk menilai keberhasilan seorang Kepala Pemerintahan dalam pelaksanaan proses pembangunan berkelanjutan. Keenam tolok ukur itu meliputi:
* pro lingkungan hidup;
* pro rakyat miskin;
* pro kesetaraan jender;
* pro penciptaan lapangan kerja;
* pro dengan bentuk negara kesatuan RI dan
* harus anti korupsi, kolusi serta nepotisme. Berikut ini penjelasan umum dari masing-masing tolok ukur.
Dalam pembangunan berkelanjutan harus menciptakan pembaharuan-pembaharuan diberbagai aspek, tidak hanya dalam isu-isu lingkungan saja. Sebagai contoh Hari ini, transportasi memproduksi sekitar seperlima dari emisi gas rumah kaca di Jerman.
Demzufolge muss auch dieser Sektor seinen Beitrag zu den Klimaschutzzielen der Bundesregierung leisten.
Akibatnya, sektor ini juga perlu untuk membuat kontribusinya untuk tujuan perlindungan iklim dari pemerintah federal.
Doch erst seit Ende der 1999 ist ein Rückgang der verkehrsbedingten CO 2 -Emissionen zu verzeichnen.
Tapi hanya sejak akhir tahun 1999 itu penurunan transportasi yang terkait dengan emisi CO2 yang dilaporkan.
Und erst seit 2005 liegen sie wieder unter dem Niveau von 1990, wobei bis 2007 eine Senkung um 11 Mio. Tonnen erreicht wurde.
Dan hanya sejak tahun 2005, mereka kembali jatuh di bawah tingkat 1990 dicapai tahun 2007, dengan penurunan dari 11 juta ton.
Eine weitergehende signifikante Senkung der verkehrsbedingten Treibhausgasemissionen ist vor allem wegen des anhaltenden Verkehrswachstums eine große Herausforderung für die Umwelt- und Verkehrspolitik – das Projekt RENEWBILITY zeigt, dass diese Herausforderung durchaus zu meistern ist.
Yang lebih signifikan transportasi penurunan emisi gas rumah kaca terutama disebabkan oleh pertumbuhan terus lalu lintas, tantangan besar bagi lingkungan dan kebijakan transportasi – Renewbility proyek menunjukkan bahwa tantangan ini adalah untuk mengatasi baik.
Im Jahr 2005 startete das vom Bundesumweltministerium geförderte Projekt “RENEWBILITY – Stoffstromanalyse nachhaltige Mobilität im Kontext erneuerbarer Energien bis 2030″ in Zusammenarbeit mit dem Öko-Institut eV und dem Deutschen Luft- und Raumfahrtzentrum ( DLR ).
Pada tahun 2005, yang diluncurkan oleh Kementerian Federal proyek yang didanai Lingkungan Hidup “Renewbility – Substance analisis arus dalam konteks berkelanjutan mobilitas, energi terbarukan pada tahun 2030″ bekerjasama dengan Oko-Institut eV dan Jerman Aerospace Center (DLR).
Kern des Vorhabens ist die Entwicklung eines Modells, mit dem Treibhausgasemissionen und Energieverbrauch im Verkehrssektor unter unterschiedlichen Rahmenbedingungen berechnet werden können.
Inti dari proyek ini adalah untuk mengembangkan model yang dapat dihitung dengan emisi gas rumah kaca dan konsumsi energi di sektor transportasi di bawah kondisi yang berbeda.
Der Blick geht dabei bis ins Jahr 2030, Erstmals werden dabei die Auswirkungen politischer Maßnahmen sowohl auf der Nachfrageseite als auch auf der Angebotsseite von Personen- und Güterverkehr berücksichtigt.
Pada tahun 2030 , untuk pertama kalinya, dengan mempertimbangkan dampak kebijakan di kedua sisi permintaan dan sisi penawaran angkutan penumpang dan transportasi.
Eine weitere Besonderheit ist die Einbeziehung von Vertretern aus Wirtschaft, Wissenschaft und Politik in das Projekt.Fitur lain adalah dimasukkannya wakil dari industri, akademis dan politik di proyek. So haben Stakeholder aus der Energie-, Kraftstoff-, Umwelt-, Logistik-, Bahn- und Automobilbranche gemeinsam in einem zweijährigen Diskussionsprozess an der Gestaltung eines Szenarios zum Klimaschutz im Verkehr mitgewirkt.
Dengan demikian, stakeholder memiliki energi, bahan bakar, lingkungan, logistik, kereta api dan industri otomotif bersama dalam dua tahun proses diskusi dalam desain sebuah skenario perubahan iklim yang terlibat dalam transportasi.
Nach vier Jahren Projektlaufzeit wurde das Vorhaben erfolgreich abgeschlossen. Setelah empat tahun periode proyek proyek berhasil diselesaikan. Die Ergebnisse wurden im Juni 2009 in Form einer Ergebnisbroschüre veröffentlicht.
Hasilnya diterbitkan pada bulan Juni 2009 sebagai hasil booklet.
Sie zeigen, dass der Verkehrssektor unter den gesetzten Rahmenbedingungen und Annahmen bis zum Jahr 2030 seine Treibhausgasemissionen unter Einbeziehung der Vorkette um bis zu einem Viertel gegenüber 2005 senken kann.
Mereka menunjukkan bahwa sektor transportasi dapat mengurangi di bawah kondisi dan asumsi ditetapkan 2030 yang meliputi emisi gas rumah kaca Vorkette hingga keempat pada tahun 2005.
Eine Zusammenfassung des Projektes sowie die ausführlichere Ergebnisbroschüre können unter dem unten stehenden Link abgerufen werden.
Renewbility dapat disubstitusikan/digantikan dengan bidang lain yang tidak mengurangi kualitasnya. Zaman modern dengan masyarakat informasi berbagai kondisi lingkungan semakin beragam. Salah satu contoh dalam bidang tekhnologi digunakan untuk melakukan substitusi bahan dan untuk menanggulangi pencemaran.
Tetapi kemampuan adalah terbatas. Misalnya jika penangkapan ikan laut berlebih dan stok ikan telah menurun, produksi ikan dari dari penangkapan akan menurun pula. Dengan meningkatkan kecanggihan cara penagkapan ikan, produksi ikan dapat dinaikkan, tetapi kenaiakan ini hanya terjadi untuk sementara waktu saja disusul dengan penurunan yang lebih besar lagi karena penangkapan lebih (overfishing) terjadi dengan lebih drastis. Stok ikan itu tidak dapat disubstitusi dengan metode penagkapan ikan yang lebih baik. (Soemarwotto, 2007:30).
Banyak orang yang menyokong bahwa sistem internasional sekarang ini dikarakterkan oleh meningkatnya interdepedensi atau saling ketergantungan: tanggung jawab terhadap satu sama lain dan dependensi (ketergantungan) terhadap pihak-pihak lain.
Para penyokong pendapat ini menunjuk pada meningkatnya globalisasi, terutama dalam hal interaksi ekonomi internasional. Peran institusi-institusi internasional, dan penerimaan yang berkembang luas terhadap sejumlah prinsip operasional dalam sistem internasional, memperkukuh ide-ide bahwa hubungan-hubungan dikarakterkan oleh interdependensi.
Interdepedensi akan berkaitan dengan Institusi-institusi internasional. Insitusi-institusi internasional adalah bagian yang sangat penting dalam Hubungan Internasional kontemporer. Banyak interaksi pada level sistem diatur oleh institusi-institusi tersebut dan mereka melarang beberapa praktik dan institusi tradisional dalam Hubungan Internasional, seperti penggunaan perang (kecuali dalam rangka pembelaan diri).
Ketika umat manusia memasuki tahap peradaban global, beberapa ilmuwan dan teoritisi politik melihat hirarki institusi-institusi global yang menggantikan sistem negara-bangsa berdaulat yang ada sebagai komunitas politik yang utama.
Mereka berargumen bahwa bangsa-bangsa adalah komunitas imajiner yang tidak dapat mengatasi pelbagai tantangan modern seperti efek Dogville (orang-orang asing dalam suatu komunitas homogen), status legal dan politik dari pengungsi dan orang-orang yang tidak memiliki kewarganegaraan, dan keharusan untuk menghadapi pelbagai masalah dunia seperti perubahan iklim dan pandemik.
Pakar masa depan Paul Raskin telah membuat hipotesis bahwa bentuk politik Global yang baru dan lebih absah dapat didasarkan pada pluralisme yang dibatasi (connstrained pluralism). Prinsip ini menuntun pembentukan institusi-institusi berdasarkan tiga karakteristik: ireduksibilitas (irreducibility), di mana beberapa isu harus diputuskan pada level global; subsidiaritas, yang membatasi cakupan otoritas global pada isu-isu yang benar-benar bersifat global sementara isu-isu pada skala yang lebih kecil diatur pada level-level yang lebih rendah; dan heterogenitas, yang memungkinkan pelbagai bentuk institusi lokal dan global yang berbeda sepanjang institusi-institusi tersebut memenuhi kewajiban-kewajiban global.
Interdepedensi yang dibangun akan memunculkan adaptasi sebuah Negara terhadap kerjasama dengan Negara lain dalam tujuan pembangunan berkelanjutan. Adaptasi adalah proses penyesuaian diri dengan lingkungan untuk mendapatkan kenyamanan.
Artinya bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan yang diharapkan oleh berbagai Negara harus mempunyai karakteristik khusus dalam penyesuaian kerjasama dengan Negara lain, karena sebuah Negara akan dikatakan mempunyai pembangunan berkelanjutan jika ada pembandingnya. Dalam prosesnya dibutuhkan komitmen dari berbagai Negara yang melakukan kerjasama. Institusional komitmen sangat dibutuhkan untuk menjaga kerjasama dari kecurangan.
Dimana interdepedensi, sustainability merupakan 2 hal yang membawahi pembangunan berkelanjutan. Selain itu adalah biodiversity dan personal dan social responsibility for action. Biodiversity yaitu keanekaragaman di dalam lingkungan. Artinya bahwa pembangunan berkelnajutan selalu mempertimbangkan akan adanya keanekaragaman yang ada di lingkungan dalam proses pembangunannya. Sehingga akan terjadi keseimbangan.
Responsibility/tanggung jawab sebagai sebuah kewajiban yang harus diselesaikan dan ditangani sedemikian rupa sehingga memberikan hasil yang terbaik. Responsibility bisa menangani beberapa masalah yang cukup kronis ,baik dalam sisi positive maupun negative.
Arti Sebuah Tanggung Jawab yang akan saya sharingkan disini mungkin berbeda dengan apa yang biasa kita pahami dan kita lihat, dimana Mostly people thinks bahwa Tanggung jawab itu lebih banyak kepada orang lain ataupun hal-hal yang sedang kita kerjakan, seperti Tanggung jawab Pekerjaan kantor, Tanggung jawab Keuangan perusahaan, Tanggung jawab Membangun suatu hubungan, Tanggung jawab menyelesaikan Tugas kuliah , Tanggung jawab dalam Rumah tangga/Keluarga dan masih banyak lagi.
Beberapa Tanggung jawab yang saya bahas diatas adalah Tanggung jawab External atau tanggung jawab kita kepada hal-hal disekeliling kita ataupun kewajiban atas sebuah pekerjaan,Tetapi Disisi lain ada yang disebut Tanggung jawab Personal atau Self Responsibility yang nyaris hilang di era modern seperti ini.
Banyak faktor mengapa banyak orang hampir kehilangan Self responsibility, Tentu saja faktor-faktor eksternal yang lebih kuat sehingga rasa tanggung jawab sendiri itu seperti tidak muncul atau mudah hilang dan tidak disadari.
Banyak orang Lupa dan tidak sadar bahwa Self responsibility adalah hal yang sangat penting selain tanggung jawab eksternal terutama dalam pengembangan diri dan pendewasaan seseorang. Self Responsibility dibagi atas 2hal yaitu : Jasmani dan Rohani. Saya memberikan perumpamaan dengan istilah Self management yang artinya pengendalian , control dan pengembangan diri seseorang.
Yang Pertama adalah Tanggung jawab Jasmani dimana sebuah tanggung jawab fisik dan kemampuan verbal kita yang didalamnya menyangkut personal development, antara lain Merawat penampilan, Menjaga kesehatan, Mengembangkan kemampuan , pengetahuan dan kekuatan personal ( skill, knowledge and ablility ).
Tanpa kita sadari saat ini banyak bidang usaha baru yang maju pesat berdasarkan penelitian dan kebutuhan akan tanggung jawab pribadi. Tempat kesehatan seperti gym center, beauty clinic, modern hospital adalah contoh konkrit perlunya tanggung jawab jasmani.
Disisi lain untuk pengembangan karakter telah banyak dibuka sekolah minat dan bakat seperti John Robert yang mengasah kemampuan bakat, talent dan communication skill. Seminar-seminar motivasi semakin ramai, lahirnya buku-buku self improvement. ini semua hadir untuk memenuhi dan menyadari pentingnya tanggung jawab terhadap diri kita sendiri.
Yang kedua suatu hal yang tidak kalah penting adalah Tanggung jawab Rohani, ini merupakan tanggung jawab atas hidup dan iman kita dalam memandang sebuah kehidupan. Iman, Pikiran dan Perasaan adalah sesuatu yang tidak akan lepas dalam hidup kita.
Saya memberi istilah tanggung jawab jasmani adalah Softwarenya dan jasmani adalah hardwarenya. Siapapun diri kita pasti butuh cinta kasih, rasa saling menghargai dan bersosialisasi, dan disinilah suatu kepribadian seseorang akan terbentuk dan menjadikan sebuah jati diri yang melekat dalam diri masing-masing orang. Singkat kata, kita bertanggung jawab atas apa yang kita imani, apa yang kita pikirkan dan atas perasaan kita.
Semakin besar sebuah tanggung jawab eksternal yang harus diselesaikan membutuhkan sebuah kesiapan diri dan mental untuk mengerjakannya. Bagaimana kita bisa melakukan pekerjaan di kantor atau usaha dengan baik bila kita sakit? Ini adalah sebagian kecil pertanyaan yang membuat kita sadar betapa pentingnya Tanggung jawab atas diri sendiri.
Segala sesuatu yang berlebihan tidak akan baik dan segala sesuatu yang terlalu kurang juga akan memberikan dampak yang buruk, KESEIMBANGAN adalah jawabannya, Semoga dengan membaca tulisan saya kali ini, bisa lebih menyadarkan kita akan pentingnya menjaga, melatih, dan mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap diri kita sendiri.
“Kesehatan , Kebahagiaan , Kepintaran, Kebijaksanaan, Kemakmuran, dan Kesejahteraan akan tampak lebih jelas dan mudah dicapai bila kita memahami , menggabungkan dan melaksanakan tanggung jawab Pribadi dan sosial dengan lebih baik”
“Love YourSelf Or Feel Like Nothing”. Tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain harus dimiliki oleh Negara-negara yang mempunyai keinginan terhadap pembangunan berkelanjutan, sehingga mampu action dalam berbagai bidang dengan seimbang.
Sumber : http://animarlina.wordpress.com/2010/05/04/pklh/
0 comments:
Post a Comment
Tim Gudang Materi mengharapkan komentar anda sebagai kritik dan saran untuk kami .. Hubungi kami jika anda mengalami kesulitan !