Ki Hajar Dewantara , siapa yang tak kenal beliau ? Ia adalah bapak Pendidikan Indonesia yang meletakkan pondasi nilai - nilai pendidikan dan pengajaran di Indonesia . Dirinya juga pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama.
Sebagai bentuk penghargaan atas jasa - jasa beliau nama beliau tidak saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan . Tak ketinggalan tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional.
Salah satu ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara yang sangat poluler adalah Tut Wuri Handayani . Semboyan ini sudah digunakan dalam dunia Pendidikan . Kali ini saya akan membahas mengenai makna Tut Wuri Handayani dari perspektif pemahaman saya .
Secara kebahasaan Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Bila digabungkan arti dari Tut Wuri Handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh orang - orang disekitar kita menumbuhkan motivasi dan semangat.
Dari definisi kebahasaan dapat kita tafsirkan ke dalam beberapa prinsip berikut :
1. Prinsip Kemandirian
Dari arti kata Tut Wuri Handayani menyiratkan prinsip kemandirian , dari arti kata Tut Wuri mempunyai arti harus mengikuti dari belakang dan bukan bersifat mendikte orang . Sehingga Prinsip kemandirian ini merupakan cerminan dari kemapanan seseorang dalam menjalankan aktivitasnya , dari sinilah tiap orang diharapkan dapat memandirikan orang lain dengan memberinya dorongan baik semangat maupun secara finansial.
Bila makna ini dibawa ke ranah Pendidikan , maka fungsi dari pendidikan itu sebagai alat untuk membuat orang menjadi pribadi Mandiri . Maka dari itu salah satu alasan mengapa Tut Wuri Handayani menjadi semboyan dunia Pendidikan Indonesia .
2. Prinsip Regenerasi
Hidup yang sementara membuat semua orang berpacu untuk berbuat yang terbaik , maka dari itu diperlukan generasi - generasi yang unggul dalam persaingan yang dipersiapkan oleh generasi sebelumnya .
Tut Wuri Handayani tidak hanya sekedar memberi motivasi dan semangat kepada orang lain , melainkan juga berfungsi sebagai ajang berbagi pengalaman dan ilmu kepada generasi muda , agar generasi yang akan datang lebih baik daripada generasi sebelumnya .
Maka Tut Wuri Handayani juga mengemban prinsip regenerasi , hal ini untuk memastikan adanya pembinaan kepada generasi penerus . Dan juga menerapkan makna 'Handayani' dengan tepat .
3. Prinsip Edukasi dan Pembinaan
Salah satu prinsip penting dari Tut Wuri Handayani adalah prinsip pengajaran dan pembinaan dari orang yang satu dengan orang lain . Hal ini dimaksudkan agar orang - orang senantiasa menambah pengetahuan .
Dan tentunya orang yang lebih tua membina yang lebih muda , tentunya yang lebih tua punya pengalaman lebih banyak dan sudah mempunyai ilmu yang memadai sehingga mampu membina yang lebih muda .
4. Prinsip Pengawasan dan Pengarahan
Dan prinsip yang terakhir adalah prinsip pengawasan , hal ini di dasari pada semangat Tut Wuri yang mempunyai arti 'mengikuti dari belakang' . Untuk memahami prinsip ini mari kita mengambil skop kecil dalam lingkungan masyarakat , bila antara yang satu dan lainnya saling mengawasi maka akan tercipta kedamaian dan keamanan , namun bila tidak ada pengawasan akan terjadi gejolak dan instabilitas keamanan .
Hal ini menunjukkan pentingnya saling mengawasi dalam artian disini melihat perkembangan yang satu dan yang lain , bila masing - masing saling mengawasi maka dapat dipastikan semakin terpacu untuk meningkatkan kualitas antar individu . Disamping mengawasi juga masing - masing individu dapat saling mengarahkan ke dalam hal - hal positif.
Dalam dunia pendidikan kita mengenal pengajar dan anak didik , dalam hal ini pengajar berfungsi untuk mengawasi anak didik agar memacunya berkembang . Pengajar melakukan fungsi pengawasan dibarengi dengan mengarahkan anak didik ke potensi-nya masing - masing .
Setelah memperhatikan keempat prinsip diatas , kita dapat memahami betapa banyaknya makna dari tiga rangkai kata 'Tut Wuri Handayani' . Permasalahannya sekarang , apakah kita dapat mengimplementasikan nilai - nilai dari prinsip ini . Tentunya kembali lagi kepada individu dan lingkungan kita masing - masing .