Sifat alami manusia:
- selalu ingin tahu
- suka kepada kebenaran dan keindahan karenanya ia membutuhkan ilmu pengetahuan
•Built in: kemampuan berpikir
•Instrumen: bahasa
•Untuk kehidupan manusia: perlu bekal ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan: segala hal yang diperoleh melaluin pengalaman,
Pada hakekatnya kebenaran adalah sesuatu yang bersifat relatif.
Cara mendapatkan kebenaran:
(1) Pendekatan ilmiah (scintific)
(2) non-ilmiah (unscintific)
•Pendekatan ilmiah
Suatu pendekatan yang merupakan metodologi (urut-urutan berpikir secara logik dan sistematis dalam mengkaji kebenaran-kebenaran) yang bersifat rasional, sehingga mendapatkan kebenaran koherensi yang bersifat empirik dan obyektif yang berdasarkan kebenaran korespondensi, serta mengandung maslahat bagi kehidupan manusia.
Kriteria kebenaran:
(a) koherensi
(b) korespondensi
(c) pragmatik
a. Kriteria koherensi
Sekelompok orang menganggap suatu pengetahuan adalah benar apabila secara deduktif dapat dinyatakan bahwa memang pernyataan itu benar, artinya pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan kebenaran-kebenaran yang telah dinyatakan sebelumnya.
b.Kriteria korespondensi
Paham yang menganggap bahwa suatu pernyataan adalah benar apabila materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan berhubungan (berkorespondensi) dengan obyek yang dimaksud oleh pernyataan tersebut. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah suatu pernyataan mempunyai nilai korespondensi yang tinggi, perlu dilakukan pengujian-pengujian secara induktif.
c.Kriteria pragmatik
Beranggapan bahwa suatu ungkapan adalah benar apabila mempunyai kegunaan yang bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Jadi suatu pernyataan yang benar selalu mempunyai maslahat bagi manusia.
Pendekatan non-ilmiah
Upaya memperoleh kebenaran dengan cara
(a) akal sehat (commonsense)
(b) apriori
(c) intuisi
(d) prasangka
(e) coba-coba (trial and error)
(f) otoritas seseorang
•Akal sehat (commonsense)
Untuk mencari kebenaran, dari manapun mulainya harus ada suatu titik awal, suatu tempat berpijak untuk landasan bagi langkah-langkah mencari kebenaran. Biasanya untuk landasan ini digunakan akal sehat, yaitu kumpulan pengetahuan yang diperoleh lewat pengalaman secara tidak sengaja dan bersifat kebetulan, yang cenderung diperoleh akibat kebiasaan-kebiasaan dan pengulangan, bersifat kabur/samar dan merupakan pengetahuan yang belum teruji.
•Apriori
Pengetahuan/kebenaran diperoleh dengan melakukan kerja rasional secara deduktif, atau hanya mengandalkan pemikiran logika dapat pula diperoleh pengetahuan yang dianggap benar; namun yang sebenarnya dari sifat praduga (apriori) belum dikaji dengan kenyataan empirik
•Intuisi
Mengetahui sesuatu tanpa secara sadar berupaya memperoleh pengetahuan tersebut. Manusia dilengkapi Maha Pencipta dengan sesuatu perlengkapan yang indah, yang tidak diketahui bagaimana mekanisme bekerjanya. Perlengkapan ini dinamakan intuisi. Kadang-kadang intuisi dapat menghasilkan suatu rangkaian pengetahuan, rangkaian kebenaran yang cukup kompleks, tetapi tidak pernah dapat diketahui proses perolehannya.
•Prasangka
Pencapaian kebenaran/pengetahuan dengan melakukan generalisasi atas pengetahuan yang telah dimilikinya dan generalisasi ini mencakup lingkup yang luas.
•Coba-coba
Manusia dalam kehidupannya mempunyai banyak pengalaman dan banyak hal yang secara kebetulan terjadi. Suatu penemuan coba-coba dilakukan, tanpa ada kepastian akan hasil yang diperolehnya.
•Otoritas seseorang
Pendapat tokoh yang berpengaruh, misalnya, dalam bidang tertentu, seringkali pendapat mereka segera diterima tanpa pengujian. Mungkin saja belum tentu mempunyai kebenaran yang harus berlaku.
•Ilmu pengetahuan dihasilkan oleh suatu proses kegiatan ilmiah, dan proses kegiatan ini diawali dengan suatu fakta yang merupakan hasil pengamatan. Fakta yang diungkap dalam bentuk problematik merupakan inspirasi pertama pengembangan ilmu pengetahuan.
Melalui proses berpikir melahirkan hipotesa, kemudian diujikan, dan akan ditemukan fakta baru.
Prosesnya sendiri melalui proses logico, hypothetico, verivicative.
Keseluruhan proses tersebut terjalin kegiatan deduktif dan kegiatan induktif secara harmanik dan berkesinambungan.
•Prosesnya:
(a) Perumusan masalah
(b) Kerangka konseptual
Telaah secara deduktif untuk mencari jawaban terhadap masalah tersebut secara teoritik. Telaah ini diperoleh suatu kerangka konseptual
(c) Perumusan hipotesa
(d) Pengujian hipotesa:
Pengujian hipotesa:
Dalam pengujian hipotesa terdapat serangkaian kegiatan:
i. Pengumpulan fakta
ii. Pengolahan dan telaah fakta
iii. Pengujian secara kuantitatif maupun kualitatif.
iv. Penarikan kesimpulan
sumber : http://catatankuliahdigital.blogspot.com/2009/09/hakekat-ilmu-pengetahuan.html
Baca Selengkapnya ..
- selalu ingin tahu
- suka kepada kebenaran dan keindahan karenanya ia membutuhkan ilmu pengetahuan
•Built in: kemampuan berpikir
•Instrumen: bahasa
•Untuk kehidupan manusia: perlu bekal ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan: segala hal yang diperoleh melaluin pengalaman,
Pada hakekatnya kebenaran adalah sesuatu yang bersifat relatif.
Cara mendapatkan kebenaran:
(1) Pendekatan ilmiah (scintific)
(2) non-ilmiah (unscintific)
•Pendekatan ilmiah
Suatu pendekatan yang merupakan metodologi (urut-urutan berpikir secara logik dan sistematis dalam mengkaji kebenaran-kebenaran) yang bersifat rasional, sehingga mendapatkan kebenaran koherensi yang bersifat empirik dan obyektif yang berdasarkan kebenaran korespondensi, serta mengandung maslahat bagi kehidupan manusia.
Kriteria kebenaran:
(a) koherensi
(b) korespondensi
(c) pragmatik
a. Kriteria koherensi
Sekelompok orang menganggap suatu pengetahuan adalah benar apabila secara deduktif dapat dinyatakan bahwa memang pernyataan itu benar, artinya pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan kebenaran-kebenaran yang telah dinyatakan sebelumnya.
b.Kriteria korespondensi
Paham yang menganggap bahwa suatu pernyataan adalah benar apabila materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan berhubungan (berkorespondensi) dengan obyek yang dimaksud oleh pernyataan tersebut. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah suatu pernyataan mempunyai nilai korespondensi yang tinggi, perlu dilakukan pengujian-pengujian secara induktif.
c.Kriteria pragmatik
Beranggapan bahwa suatu ungkapan adalah benar apabila mempunyai kegunaan yang bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Jadi suatu pernyataan yang benar selalu mempunyai maslahat bagi manusia.
Pendekatan non-ilmiah
Upaya memperoleh kebenaran dengan cara
(a) akal sehat (commonsense)
(b) apriori
(c) intuisi
(d) prasangka
(e) coba-coba (trial and error)
(f) otoritas seseorang
•Akal sehat (commonsense)
Untuk mencari kebenaran, dari manapun mulainya harus ada suatu titik awal, suatu tempat berpijak untuk landasan bagi langkah-langkah mencari kebenaran. Biasanya untuk landasan ini digunakan akal sehat, yaitu kumpulan pengetahuan yang diperoleh lewat pengalaman secara tidak sengaja dan bersifat kebetulan, yang cenderung diperoleh akibat kebiasaan-kebiasaan dan pengulangan, bersifat kabur/samar dan merupakan pengetahuan yang belum teruji.
•Apriori
Pengetahuan/kebenaran diperoleh dengan melakukan kerja rasional secara deduktif, atau hanya mengandalkan pemikiran logika dapat pula diperoleh pengetahuan yang dianggap benar; namun yang sebenarnya dari sifat praduga (apriori) belum dikaji dengan kenyataan empirik
•Intuisi
Mengetahui sesuatu tanpa secara sadar berupaya memperoleh pengetahuan tersebut. Manusia dilengkapi Maha Pencipta dengan sesuatu perlengkapan yang indah, yang tidak diketahui bagaimana mekanisme bekerjanya. Perlengkapan ini dinamakan intuisi. Kadang-kadang intuisi dapat menghasilkan suatu rangkaian pengetahuan, rangkaian kebenaran yang cukup kompleks, tetapi tidak pernah dapat diketahui proses perolehannya.
•Prasangka
Pencapaian kebenaran/pengetahuan dengan melakukan generalisasi atas pengetahuan yang telah dimilikinya dan generalisasi ini mencakup lingkup yang luas.
•Coba-coba
Manusia dalam kehidupannya mempunyai banyak pengalaman dan banyak hal yang secara kebetulan terjadi. Suatu penemuan coba-coba dilakukan, tanpa ada kepastian akan hasil yang diperolehnya.
•Otoritas seseorang
Pendapat tokoh yang berpengaruh, misalnya, dalam bidang tertentu, seringkali pendapat mereka segera diterima tanpa pengujian. Mungkin saja belum tentu mempunyai kebenaran yang harus berlaku.
•Ilmu pengetahuan dihasilkan oleh suatu proses kegiatan ilmiah, dan proses kegiatan ini diawali dengan suatu fakta yang merupakan hasil pengamatan. Fakta yang diungkap dalam bentuk problematik merupakan inspirasi pertama pengembangan ilmu pengetahuan.
Melalui proses berpikir melahirkan hipotesa, kemudian diujikan, dan akan ditemukan fakta baru.
Prosesnya sendiri melalui proses logico, hypothetico, verivicative.
Keseluruhan proses tersebut terjalin kegiatan deduktif dan kegiatan induktif secara harmanik dan berkesinambungan.
•Prosesnya:
(a) Perumusan masalah
(b) Kerangka konseptual
Telaah secara deduktif untuk mencari jawaban terhadap masalah tersebut secara teoritik. Telaah ini diperoleh suatu kerangka konseptual
(c) Perumusan hipotesa
(d) Pengujian hipotesa:
Pengujian hipotesa:
Dalam pengujian hipotesa terdapat serangkaian kegiatan:
i. Pengumpulan fakta
ii. Pengolahan dan telaah fakta
iii. Pengujian secara kuantitatif maupun kualitatif.
iv. Penarikan kesimpulan
sumber : http://catatankuliahdigital.blogspot.com/2009/09/hakekat-ilmu-pengetahuan.html