Request Artikel!
Kolonialisme telah merambah dunia ketiga (sebutan bagi negara di luar Eropa dan Timur Tengah) sejak berakhirnya perang dunia pertama. Keinginan bangsa Eropa untuk mengembangkan bisnis dan mengeksplorasi dunia membuat mereka sampai di tempat - tempat yang belum pernah mereka jumpai.
Di negeri itu mereka menemukan banyak sumber daya alam yang bisa diambil untuk memperkaya negara mereka. Itulah wilayah Nusantara, negeri kaya sumber daya alam akhirnya menjadi tempat persinggahan para negara Eropa dengan maksud untuk menguasai sumber daya dan menjadi pemasukan bagi negaranya.
Wilayah Nusantara meliputi negara-negara semenajung Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Ditambah lagi dengan negara-negara anggota ASEAN seperti Malaysia dan Singapura. Pengunjung pertama Indonesia pada awalnya adalah Spanyol, kemudian datang Portugis, dan akhirnya Belanda. Hingga pasca perang dunia kedua barulah Jepang yang menginvasi Indonesia. Untuk lebih jelasnya inilah sejarahnya berdasarkan time-line yang menunjukkan proses maupun permulaannya.
Kolonialisasi Spanyol
Spanyol datang ke Indonesia (Nusantara) bermula pada tahun 1521 dengan pelayarannya dan merapat di Sulawesi Utara. Kemudian pada tahun 1960 Spanyol mendirikan pos - pos di Manado. Namun pada awal tahun 1600 , tepatnya 1617 - 1646 Spanyol diusir dari Minahasa (Sulawesi Utara). Dan akhirnya pada tahun 1692 Spanyol berhasil sepenuhnya diusir dari Sulawesi Utara.
Kolonialisasi Portugis
Kedatangan Portugis pertama kali di Nusantara pada tahun 1509, awalnya mereka (Portugis) tiba di Melaka. Dan pada tahun 1595, orang - orang Portugis mulai menarik mundur pasukannya dari Portugis seiring masuknya orang - orang Belanda dibawah komando De Houtman yang berniat memonopoli perdagangan di Indonesia. [Selengkapnya Kolonialisasi Portugis di Wikipedia]
Kolonisasi Belanda
Sejak awal tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, Belanda memanfaatkan perpecahan yang terjadi diantara kerajaan yang terpecah akibat runtuhnya kerajaan terbesar di Indonesia yakni Majapahit.
Kolonialisasi Belanda di Indonesia diperkirakan mencapai 350 tahun atau sepadan dengan 3 setengah abad. Namun dalam kolonialisasinya tidak mencakup seluruh wilayah di Indonesia, melainkan hanya wilayah yang berada di beberapa wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Papua saja. Contohnya saja Kerajaan Aceh yang senantiasa melakukan perlawanan untuk menolak pengaruh VOC di tanah Aceh.
Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda (Indonesia) tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.
Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Mulai tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya - baik yang Belanda maupun yang Indonesia.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi. Dampak dari Politik Etis ini memberikan kesempatan bagi pribumi untuk mengenyam pendidikan, maka dari itu mereka yang mengenyam pendidikan mempunyai kekuatan untuk melawan. Namun karena kurangnya pendidikan Politik maka pada saat itu para cendikiawan hanya sebatas berargumen namun belum menunjukkan aksinya.
Pendudukan Jepang
Pendudukan oleh Jepang pasca Perang Dunia kedua membangkitkan semangat untuk merdeka bagi Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sudah terlepas dari cengkraman Belanda yang menindas bangsa Indonesia. Bahkan pada tahun 1942, Jepang menjanjikan pemerintahan bagi Indonesia apabila Indonesia bersedia membantu Jepang.
Pasca perjanjian yang disampaikan Jepang kepada Ir. Soekarno, Jepang kemudian membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada bulan Maret 1945.
Setelah mengalami perundingan yang cukup panjang, BPUPKI yang sebelumnya hanya berfungsi mempersiapkan saja berubah menjadi PPKI yang menjadi awal pembentukan NKRI.
Sebelum kemerdekaan yang dijanjikan oleh Indonesia, Jepang mengalami kekalahan yang memaksa mereka harus mengundur penyerahan kemerdekaan hingga 24 Agustus 1945, hal ini dikemukakan oleh Jenderal Terauchi pada pertemuannya dengan Soekarno dan Hatta pada 9 Agustus 1945.
Namun demikian para golongan muda tidak sabar lagi untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia, sepulangnya Soekarno dan Hatta ke Indonesia para golongan muda merencanakan penculikan kepada Soekarno dan Hatta untuk secepat mungkin mendeklarasikan kemerdekaan, dan akhirnya mereka (Soekarno-Hatta) dibawa ke Rengasdengklok dan pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia dinyatakan merdeka !.
Penutup
Pada pembahasan kali ini yang perlu dititikberatkan adalah negara - negara yang menjajah Indonesia, kalau dari awal kolonialisasi Indonesia secara keseluruhan maka dapat kita tarik kesimpulan hanya Portugis dan Belanda yang menjajah secara penuh Indonesia. Hal ini didasarkan pada analisa bahwa Portugis setekah tiba di Melaka, mereka melakukan invasi ke daerah lainnya di Indonesia, bahkan Portugis hampir menjajah selama 1 abad tepatnya 95 tahun di Indonesia.
Sedangkan Belanda sendiri telah menjajah Indonesia selama 350 tahun dan mengeksploitasi sumber daya alam maupun manusia sudah menjadi bukti yang nyata kolonialisasi mereka (Belanda) di wilayah Indonesia. Lain halnya Portugis yang hanya memfokuskan pengusaannya di wilayah Sulawesi Utara saja dan tidak mengekspansi wilayah lainnya yang pada saat itu sistem Kerajaan-nya masih kuat dan sulit ditaklukkan.
Sedangkan Jepang hanya beberapa saat di Indonesia dan tidak bermaksud menjajah secara langsung Indonesia. Dengan demikian kedua negara Eropa tersebut-lah yang menjadi penjajah 'sebenarnya' di bangsa Indonesia itu sendiri.
Baca Selengkapnya ..
Kolonialisme telah merambah dunia ketiga (sebutan bagi negara di luar Eropa dan Timur Tengah) sejak berakhirnya perang dunia pertama. Keinginan bangsa Eropa untuk mengembangkan bisnis dan mengeksplorasi dunia membuat mereka sampai di tempat - tempat yang belum pernah mereka jumpai.
Di negeri itu mereka menemukan banyak sumber daya alam yang bisa diambil untuk memperkaya negara mereka. Itulah wilayah Nusantara, negeri kaya sumber daya alam akhirnya menjadi tempat persinggahan para negara Eropa dengan maksud untuk menguasai sumber daya dan menjadi pemasukan bagi negaranya.
Wilayah Nusantara meliputi negara-negara semenajung Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Ditambah lagi dengan negara-negara anggota ASEAN seperti Malaysia dan Singapura. Pengunjung pertama Indonesia pada awalnya adalah Spanyol, kemudian datang Portugis, dan akhirnya Belanda. Hingga pasca perang dunia kedua barulah Jepang yang menginvasi Indonesia. Untuk lebih jelasnya inilah sejarahnya berdasarkan time-line yang menunjukkan proses maupun permulaannya.
Kolonialisasi Spanyol
Spanyol datang ke Indonesia (Nusantara) bermula pada tahun 1521 dengan pelayarannya dan merapat di Sulawesi Utara. Kemudian pada tahun 1960 Spanyol mendirikan pos - pos di Manado. Namun pada awal tahun 1600 , tepatnya 1617 - 1646 Spanyol diusir dari Minahasa (Sulawesi Utara). Dan akhirnya pada tahun 1692 Spanyol berhasil sepenuhnya diusir dari Sulawesi Utara.
Kolonialisasi Portugis
Kedatangan Portugis pertama kali di Nusantara pada tahun 1509, awalnya mereka (Portugis) tiba di Melaka. Dan pada tahun 1595, orang - orang Portugis mulai menarik mundur pasukannya dari Portugis seiring masuknya orang - orang Belanda dibawah komando De Houtman yang berniat memonopoli perdagangan di Indonesia. [Selengkapnya Kolonialisasi Portugis di Wikipedia]
Kolonisasi Belanda
Sejak awal tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, Belanda memanfaatkan perpecahan yang terjadi diantara kerajaan yang terpecah akibat runtuhnya kerajaan terbesar di Indonesia yakni Majapahit.
Kolonialisasi Belanda di Indonesia diperkirakan mencapai 350 tahun atau sepadan dengan 3 setengah abad. Namun dalam kolonialisasinya tidak mencakup seluruh wilayah di Indonesia, melainkan hanya wilayah yang berada di beberapa wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Papua saja. Contohnya saja Kerajaan Aceh yang senantiasa melakukan perlawanan untuk menolak pengaruh VOC di tanah Aceh.
Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda (Indonesia) tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.
Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Mulai tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya - baik yang Belanda maupun yang Indonesia.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi. Dampak dari Politik Etis ini memberikan kesempatan bagi pribumi untuk mengenyam pendidikan, maka dari itu mereka yang mengenyam pendidikan mempunyai kekuatan untuk melawan. Namun karena kurangnya pendidikan Politik maka pada saat itu para cendikiawan hanya sebatas berargumen namun belum menunjukkan aksinya.
Pendudukan Jepang
Pendudukan oleh Jepang pasca Perang Dunia kedua membangkitkan semangat untuk merdeka bagi Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sudah terlepas dari cengkraman Belanda yang menindas bangsa Indonesia. Bahkan pada tahun 1942, Jepang menjanjikan pemerintahan bagi Indonesia apabila Indonesia bersedia membantu Jepang.
Pasca perjanjian yang disampaikan Jepang kepada Ir. Soekarno, Jepang kemudian membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada bulan Maret 1945.
Setelah mengalami perundingan yang cukup panjang, BPUPKI yang sebelumnya hanya berfungsi mempersiapkan saja berubah menjadi PPKI yang menjadi awal pembentukan NKRI.
Sebelum kemerdekaan yang dijanjikan oleh Indonesia, Jepang mengalami kekalahan yang memaksa mereka harus mengundur penyerahan kemerdekaan hingga 24 Agustus 1945, hal ini dikemukakan oleh Jenderal Terauchi pada pertemuannya dengan Soekarno dan Hatta pada 9 Agustus 1945.
Namun demikian para golongan muda tidak sabar lagi untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia, sepulangnya Soekarno dan Hatta ke Indonesia para golongan muda merencanakan penculikan kepada Soekarno dan Hatta untuk secepat mungkin mendeklarasikan kemerdekaan, dan akhirnya mereka (Soekarno-Hatta) dibawa ke Rengasdengklok dan pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia dinyatakan merdeka !.
Penutup
Pada pembahasan kali ini yang perlu dititikberatkan adalah negara - negara yang menjajah Indonesia, kalau dari awal kolonialisasi Indonesia secara keseluruhan maka dapat kita tarik kesimpulan hanya Portugis dan Belanda yang menjajah secara penuh Indonesia. Hal ini didasarkan pada analisa bahwa Portugis setekah tiba di Melaka, mereka melakukan invasi ke daerah lainnya di Indonesia, bahkan Portugis hampir menjajah selama 1 abad tepatnya 95 tahun di Indonesia.
Sedangkan Belanda sendiri telah menjajah Indonesia selama 350 tahun dan mengeksploitasi sumber daya alam maupun manusia sudah menjadi bukti yang nyata kolonialisasi mereka (Belanda) di wilayah Indonesia. Lain halnya Portugis yang hanya memfokuskan pengusaannya di wilayah Sulawesi Utara saja dan tidak mengekspansi wilayah lainnya yang pada saat itu sistem Kerajaan-nya masih kuat dan sulit ditaklukkan.
Sedangkan Jepang hanya beberapa saat di Indonesia dan tidak bermaksud menjajah secara langsung Indonesia. Dengan demikian kedua negara Eropa tersebut-lah yang menjadi penjajah 'sebenarnya' di bangsa Indonesia itu sendiri.