Tujuan penentuan kadar hambat minimum antibiotika adalah untuk mengetahui kadar minimal suatu antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Dalam praktikum kali ini dicari kadar minimal antibiotik Amoxicylin terhadap kuman Staphylococcus aureus.
Teori Dasar Kadar Hambat Minimum
Penentuan kepekaan mikroba terhadap suatu antibiotika atau khemoterapeutik dipakai untuk menentukan pengobatan terbaik terhadap penyakit yang disebabkan oleh suatu mikroba tersebut pada manusia atau hewan.
Ada dua cara untuk menentukan kepekaan kuman:
1. Cara cakram (disc method)
2. Cara tabung (tube dilution method)
Adapun yang dipakai dalam percobaan kali ini adalah metode cara tabung (tube dilution method). Penentuan Konsentrasi Hambat Minimal (Minimal Inhibitory Concentration) cara tabung (tube dilution method) dilakukan dengan cara membuat suatu penetasan antibiotik di pembenihan cair, kemudian ditanami kuman yang akan diperiksa. Kepekaan yang relatif diukur dengan melihat konsentrasi antibiotik yang terendah dimana pertumbuhan kuman tidak tampak (KHM).
Contoh :
Tabung A : larutan kuman dalam larutan antibiotik 10% → jernih, kuman dalam tabung mati.
Tabung B : larutan kuman dalam larutan antibiotika 5% → keruh, kuman dalam tabung masih hidup.
Tabung C : larutan kuman dalam larutan antibiotika 1% → keruh, kuman dalam tabung masih hidup.
Dengan demikian dapat ditentukan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) antibotika tersebut adalah 5% yang merupakan konsentrasi obat terkecil yang dapat menghambat pertumbuhan kuman.
Prinsip Kadar Hambat Minimum
Pada suatu konsentrasi tertentu, antibiotika mempunyai efek menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme tersebut ditandai dengan adanya kekeruhan pada media yang digunakan. Pada kadar tertentu, dimana pertumbuhan mikroorganisme terhambat oleh jumlah antibiotik yang sesuai, tidak terjadi kekeruhan pada media.
Dengan metode pengenceran, dapat dilihat pada konsentrasi berapa antibiotik tersebut mempunyai efek menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Pengamatan dilakukan berdasarkan intensitas kekeruhan yang terjadi pada setiap tabung berisi media dan suspensi kuman dengan konsentrasi antibiotika yang berbeda setelah diinkubasi selama 18-24 jam.
Alat dan Bahan
Alat
* Tabung reaksi kecil sebanyak 16 buah
* Ose
* Pipet 3 buah
* Filter bakteri
* Labu ukur
* Spiritus
* Vortex
* Inkubator
Bahan
* Bakteri Staphylococcus aureus
* Kaldu nutrisi (NB)
* Amoxicillin
* Air suling steril (NaCl)
* Larutan buffer pospat pH 6-8
Cara kerja
Pembuatan inokulum
* Sediakan biakan kuman standar dalam kaldu nutrisi atau biakan pada agar miring pada 37°C selama 18-24 jam, buat inokulum dalam suspensi kuman standar sesuai dengan Mc.Farland III.
* Siapkan 4 tabung reaksi secara berderet dan diberi nomor 1, 2, 3, dan 4; yang masing masing diisi dengan NaCI fisiologis/air suling steril sebanyak 9 ml.
* Pada tabung pertama diisi suspensi kuman dengan menggunakan ose sesuai dengan Mc Farland III, kocok sampai homogen.
* Ambil 1 ml dari tabung pertama dan masukkan pada tabung kedua, kocok sampai homogen.
Ambil 1 ml dari tabung kedua, masukkan ke tabung ketiga, kocok sampai homogen. Kemudian ambil 1 ml dari tabung ketiga, masukkan ke tabling keempat, kocok sampai homogen. Dengan demikian akan diperoleh suspensi kuman dengan pengenceran 10 x, 100 X, 1000 X, dan 10,000 X, (setara dengan 106 kuman/ml).
Pembuatan larutan stok antibiotika
Timbang seksama 5 mg Antibiotika dan larutkan dalam labu takar 50 ml dengan pelarut yang cocok sehingga diperoleh konsentrasi 100 µg/ml, saring dengan filter bakteri. Buat seri pengenceran kelipatan dua sehingga diperoleh kadar sebagai berikut: 50 µg/ml; 25 µg/ml; 12,5 µg/ml; 6,25 µg/ml; 3,12 µg/ml; 1,56 µg/ml 0,78 µg/ml.
Penentuan Kadar Hambat Minimal
1. Siapkan 14 tabung reaksi ( untuk percobaan duplo), dan beri label nomor 1 sampai nomor 7. Siapkan juga 2 tabung, satu untuk kontrol media (KM), dan satu tabung lainnya untuk kontrol kuman (KK).
2. Pada deretan tabung nomor 1 sampai dengan nomor 7, berturut-turut masukkan larutan antibiotika hasil pengenceran bertingkat yaitu : 50 ug/ml; 25 ug/ml; 12,5 ug/ml; 6,25 ug/ml; 3,12 ug/ml; 1,56 ug/ml; dan 0,78 ug/ml, masing-masing sebanyak 0,5ml.
3. Tambahkan pada setiap tabung, sebanyak 0, 1 ml inokulum (106 kuman/ml).
4. Tambahkan 0, 4 ml larutan kaldu nutrien sehingga volume setiap tabung menjadi 1ml.
5. Pipet 1 ml kaldu nutrisi (Nutrien Broth) ke dalam tabung kontrol media (KM), dan 0, 9 ml kaldu nutrient (Nutrien Broth) ke dalam tabung kontrol kuman (KK), dan masukkan ke dalam tabung KK tersebut, 0,1 ml inokulum.
6. Ulangi percobaan 2 kali.
7. Eramkan pada inkubator 18-24 jam pada 370 C
8. Setelah 24 jam amati hasilnya.
Skema Kerja
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dapat disajikan dalam tabel berikut :
Pembahasan
Kadar hambat minimal suatu antibiotika dapat melihat kadar terkecil dari suatu antibiotika yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan kuman. Antibiotic yang akan ditentukan dalam percobaan ini adalah Amoxycilin dan kuman yang digunakan dalam percobaan ini adalah Staphylococcus aureus.
Untuk menentukan kadar hambat minimal dari suatu antibiotika, tambahkan inokulum dengan konsentrasi yang sama pada media yang sebelumnya telah ditambahkan antibiotic dengan konsentrasi yang berbeda pada setiap tabung reaksi. Untuk membuat antibiotic dengan konsentrasi yang berbeda, kita gunakan metode pengenceran.
Setelah kita buat konsentrasi yang berbeda, pada konsentrasi tertentu antibiotik tersebut dapat menghambat pertumbuhan kuman. Pada saat timbul kekeruhan pada suatu konsentrasi, dapat kita nyatakan bahwa antibiotik dengan konsentrasi tersebut tidak dapat menghambat pertumbuhan kuman.
Kontrol media yang ada digunakan untuk menentukan tingkat kejernihan. Tabung reaksi yang medianya dapat menghambat pertumbuhan kuman akan menampakkan kejernihan yang sama dengan kontrol media. Jadi, jika kontrol media keruh berarti dalam pengerjaannya tidak aseptis.
Selain itu digunakan juga kontrol kuman sebagai pembanding tingkat kekeruhan. Dalam tabung reaksi ini kuman tumbuh tanpa ada hambatan. Dalam tabung reaksi ini tingkat kekeruhan paling tinggi.
sumber : http://pharzone.com/blog/50-mikrobiologi/109-penentuan-kadar-hambat-minimum.html
Baca Selengkapnya ..
Teori Dasar Kadar Hambat Minimum
Penentuan kepekaan mikroba terhadap suatu antibiotika atau khemoterapeutik dipakai untuk menentukan pengobatan terbaik terhadap penyakit yang disebabkan oleh suatu mikroba tersebut pada manusia atau hewan.
Ada dua cara untuk menentukan kepekaan kuman:
1. Cara cakram (disc method)
2. Cara tabung (tube dilution method)
Adapun yang dipakai dalam percobaan kali ini adalah metode cara tabung (tube dilution method). Penentuan Konsentrasi Hambat Minimal (Minimal Inhibitory Concentration) cara tabung (tube dilution method) dilakukan dengan cara membuat suatu penetasan antibiotik di pembenihan cair, kemudian ditanami kuman yang akan diperiksa. Kepekaan yang relatif diukur dengan melihat konsentrasi antibiotik yang terendah dimana pertumbuhan kuman tidak tampak (KHM).
Contoh :
Tabung A : larutan kuman dalam larutan antibiotik 10% → jernih, kuman dalam tabung mati.
Tabung B : larutan kuman dalam larutan antibiotika 5% → keruh, kuman dalam tabung masih hidup.
Tabung C : larutan kuman dalam larutan antibiotika 1% → keruh, kuman dalam tabung masih hidup.
Dengan demikian dapat ditentukan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) antibotika tersebut adalah 5% yang merupakan konsentrasi obat terkecil yang dapat menghambat pertumbuhan kuman.
Prinsip Kadar Hambat Minimum
Pada suatu konsentrasi tertentu, antibiotika mempunyai efek menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme tersebut ditandai dengan adanya kekeruhan pada media yang digunakan. Pada kadar tertentu, dimana pertumbuhan mikroorganisme terhambat oleh jumlah antibiotik yang sesuai, tidak terjadi kekeruhan pada media.
Dengan metode pengenceran, dapat dilihat pada konsentrasi berapa antibiotik tersebut mempunyai efek menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Pengamatan dilakukan berdasarkan intensitas kekeruhan yang terjadi pada setiap tabung berisi media dan suspensi kuman dengan konsentrasi antibiotika yang berbeda setelah diinkubasi selama 18-24 jam.
Alat dan Bahan
Alat
* Tabung reaksi kecil sebanyak 16 buah
* Ose
* Pipet 3 buah
* Filter bakteri
* Labu ukur
* Spiritus
* Vortex
* Inkubator
Bahan
* Bakteri Staphylococcus aureus
* Kaldu nutrisi (NB)
* Amoxicillin
* Air suling steril (NaCl)
* Larutan buffer pospat pH 6-8
Cara kerja
Pembuatan inokulum
* Sediakan biakan kuman standar dalam kaldu nutrisi atau biakan pada agar miring pada 37°C selama 18-24 jam, buat inokulum dalam suspensi kuman standar sesuai dengan Mc.Farland III.
* Siapkan 4 tabung reaksi secara berderet dan diberi nomor 1, 2, 3, dan 4; yang masing masing diisi dengan NaCI fisiologis/air suling steril sebanyak 9 ml.
* Pada tabung pertama diisi suspensi kuman dengan menggunakan ose sesuai dengan Mc Farland III, kocok sampai homogen.
* Ambil 1 ml dari tabung pertama dan masukkan pada tabung kedua, kocok sampai homogen.
Ambil 1 ml dari tabung kedua, masukkan ke tabung ketiga, kocok sampai homogen. Kemudian ambil 1 ml dari tabung ketiga, masukkan ke tabling keempat, kocok sampai homogen. Dengan demikian akan diperoleh suspensi kuman dengan pengenceran 10 x, 100 X, 1000 X, dan 10,000 X, (setara dengan 106 kuman/ml).
Pembuatan larutan stok antibiotika
Timbang seksama 5 mg Antibiotika dan larutkan dalam labu takar 50 ml dengan pelarut yang cocok sehingga diperoleh konsentrasi 100 µg/ml, saring dengan filter bakteri. Buat seri pengenceran kelipatan dua sehingga diperoleh kadar sebagai berikut: 50 µg/ml; 25 µg/ml; 12,5 µg/ml; 6,25 µg/ml; 3,12 µg/ml; 1,56 µg/ml 0,78 µg/ml.
Penentuan Kadar Hambat Minimal
1. Siapkan 14 tabung reaksi ( untuk percobaan duplo), dan beri label nomor 1 sampai nomor 7. Siapkan juga 2 tabung, satu untuk kontrol media (KM), dan satu tabung lainnya untuk kontrol kuman (KK).
2. Pada deretan tabung nomor 1 sampai dengan nomor 7, berturut-turut masukkan larutan antibiotika hasil pengenceran bertingkat yaitu : 50 ug/ml; 25 ug/ml; 12,5 ug/ml; 6,25 ug/ml; 3,12 ug/ml; 1,56 ug/ml; dan 0,78 ug/ml, masing-masing sebanyak 0,5ml.
3. Tambahkan pada setiap tabung, sebanyak 0, 1 ml inokulum (106 kuman/ml).
4. Tambahkan 0, 4 ml larutan kaldu nutrien sehingga volume setiap tabung menjadi 1ml.
5. Pipet 1 ml kaldu nutrisi (Nutrien Broth) ke dalam tabung kontrol media (KM), dan 0, 9 ml kaldu nutrient (Nutrien Broth) ke dalam tabung kontrol kuman (KK), dan masukkan ke dalam tabung KK tersebut, 0,1 ml inokulum.
6. Ulangi percobaan 2 kali.
7. Eramkan pada inkubator 18-24 jam pada 370 C
8. Setelah 24 jam amati hasilnya.
Skema Kerja
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dapat disajikan dalam tabel berikut :
Pembahasan
Kadar hambat minimal suatu antibiotika dapat melihat kadar terkecil dari suatu antibiotika yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan kuman. Antibiotic yang akan ditentukan dalam percobaan ini adalah Amoxycilin dan kuman yang digunakan dalam percobaan ini adalah Staphylococcus aureus.
Untuk menentukan kadar hambat minimal dari suatu antibiotika, tambahkan inokulum dengan konsentrasi yang sama pada media yang sebelumnya telah ditambahkan antibiotic dengan konsentrasi yang berbeda pada setiap tabung reaksi. Untuk membuat antibiotic dengan konsentrasi yang berbeda, kita gunakan metode pengenceran.
Setelah kita buat konsentrasi yang berbeda, pada konsentrasi tertentu antibiotik tersebut dapat menghambat pertumbuhan kuman. Pada saat timbul kekeruhan pada suatu konsentrasi, dapat kita nyatakan bahwa antibiotik dengan konsentrasi tersebut tidak dapat menghambat pertumbuhan kuman.
Kontrol media yang ada digunakan untuk menentukan tingkat kejernihan. Tabung reaksi yang medianya dapat menghambat pertumbuhan kuman akan menampakkan kejernihan yang sama dengan kontrol media. Jadi, jika kontrol media keruh berarti dalam pengerjaannya tidak aseptis.
Selain itu digunakan juga kontrol kuman sebagai pembanding tingkat kekeruhan. Dalam tabung reaksi ini kuman tumbuh tanpa ada hambatan. Dalam tabung reaksi ini tingkat kekeruhan paling tinggi.
sumber : http://pharzone.com/blog/50-mikrobiologi/109-penentuan-kadar-hambat-minimum.html