Basis Data biasanya merupakan salah satu bagian dari suatu sistem informasi yang besar yang antara lain terdiri dari:
- Data
- Perangkat lunak DBMS
- Perangkat keras komputer
- Perangkat lunak dan sistem operasi komputer
- Program-program aplikasi
- Pemrogram, dll
Tahapan dan Proses Design Basis Data :
1. Pengumpulan dan analisa requirement
2. Design basis data conceptual
3. Pemilihan DBMS
4. Mapping dari conceptual ke logical
5. Physical Design
6. Implementasi
Cont’d pada Design Sistem Basis Data : Keenam phase dalam proses design tidak perlu dilaksanakan secara mutlak, mungkin ada umpan balik antar phase dan dalam masing-masing phase.
Proses Design Sistem Basis terbagi atas dua alternatif yakni ,
> Proses design dari data dan struktur dari basis data (data driven)
> Proses design dari program aplikasi dan pemrosesan basis data (process driven)
Mengapa harus ada dua cara , karena kedua proses tersebut saling bergantungan.
Contoh:
- Menentukan data item yang akan disimpan dalam basis data tergantung dari aplikasi basis data tersebut, juga dalam menentukan struktur dan akses path.
- Design dari program aplikasi tergantung dari struktur basis datanya.
- Biasanya condong ke salah satu.
Adapun bagan Proses Design Sistem Basis Data dapat anda lihat dibawah ini :
Phase 1: Pengumpulan Data & Analisa Requirement
- Pengidentifikasian group pemakai dan area aplikasi
- Penelitian kembali dokumen-dokumen yang sudah ada yang berhubungan dengan aplikasi -> form, report, manual, organization chart, dsb
- Analisa lingkungan operasi dan kebutuhan dari pemrosesan, seperti tipe transaksi, input/output, frekuensi suatu transaksi, dsb
- Transfer informasi informal ke dalam bentuk terstruktur menggunakan salah satu bentuk formal dari requirement specification (bentuk diagram) seperti Flow Chart, DFD, UML Diagram, dll. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemeriksaan kekonsistenan, ketepatan, dan kelengkapan dari spesifikasi.
Phase 2 : Design Conceptual
Phase 2A: Design Conceptual Schema
- High level data model, bukan implementation-level data model
- Memberikan gambaran yang lengkap dari struktur basis data yaitu arti, hubungan, dan batasan-batasan.
- Conceptual schema bersifat tetap
- Alat komunikasi antar pemakai basis data, designer, dan analis
Phase 2: Design Conceptual (cont’d)
Phase 2A: Design Conceptual Schema
Harus bersifat:
- Mampu menyatakan relationship, batasan-batasan
- Diagram
- Formal, minimum dalam menyatakan spesifikasi data (tidak ada duplikasi)
- Simple
- Conceptual data model harus DBMS independent -> ER/EER
Strategi untuk Design Schema
Top Down:
- mulai dengan beberapa high level entity type
- bagi lagi (top down) menjadi beberapa lower-level entity type dan relationship type
Examples of top-down refinement. (a) Generating a new entity type. (b) Decomposing an entity type into two entity types and a relationship type.
Bottom Up:
- mulai dengan atribut
- kelompokkan menjadi entity type & relationship type
- tambahkan relationship-relationship baru bila ada
Examples of bottom-up refinement. (a) Discovering and adding new relationships.
(b) Discovering a new category (union type) and relating it.
Strategi untuk Design Schema ( cont'd)
Inside Out:
- bentuk khusus dari bottom-up
- mula-mula ditentukan entity type yang merupakan pusat/bagian terpenting
- tambahkan entity type dan relationship lain yang berhubungan satu sama lain
Mixed:
- requirement dibagi-bagi menggunakan strategi top down
- sebagian dari schema di-design dari partisi-partisi menggunakan strategi bottom-up
- bagian-bagian dari komponen-komponen tersebut kemudian digabungkan
Phase 2b: Design Transaksi
- Pada saat suatu basis data di-design, aplikasi dari transaksi utama harus sudah diketahui
- Transaksi-transaksi baru dapat didefinisikan kemudian
- Tentukan karakteristik dari transaksi dan periksa apakah basis data sudah memuat semua informasi untuk melaksanakan transaksi
Phase 2b: Design Transaksi (cont’d)
Transaksi dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu:
- retrieval
- update
- mixed
Phase 2a dan 2b sebaiknya dilaksanakan secara paralel dengan menggunakan umpan balik agar didapat design schema dan transaksi yang stabil
Phase 3: Pemilihan DBMS
Pemilihan DBMS ditentukan oleh sejumlah faktor antara lain:
- faktor teknis: storage, akses path, user interface, programmer, bahasa query
- faktor ekonomi: software, hardware, maintenance, training, operasi, konversi, teknisi, dll
- faktor organisasi: kompleksitas, data, sharing antar aplikasi, perkembangan data, pengontrolan data
Phase 4: Mapping dari Data Model
- Memetakan conceptual model ke dalam DBMS
- Menyesuaikan schema dengan DBMS pilihan
- Hasil pemetaan biasanya berupa DDL
Phase 5: Physical Design
> Struktur storage, akses path untuk mendapatkan performance yang baik
> Kriteria baik dapat dilihat dari:
- response time
- pemakaian storage
- throughput (jumlah transaksi per unit waktu)
> Perlu tuning untuk memperbaiki performance berdasarkan statistik pemakaian
Phase 6: Implementasi Sistem Basis Data
- DDL dan SDL dari DBMS dikompilasi membentuk schema basis data dan basis data yang masih kosong
- Basis data dapat dimuati (di-load) dari sistem yang lama
- Transaksi dapat diimplementasikan oleh program aplikasi dan dikompilasi
- Siap dioperasikan
Demikianlah penjelasan dalam Proses Design Sistem Basis Data , semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Baca Selengkapnya ..
- Data
- Perangkat lunak DBMS
- Perangkat keras komputer
- Perangkat lunak dan sistem operasi komputer
- Program-program aplikasi
- Pemrogram, dll
Tahapan dan Proses Design Basis Data :
1. Pengumpulan dan analisa requirement
2. Design basis data conceptual
3. Pemilihan DBMS
4. Mapping dari conceptual ke logical
5. Physical Design
6. Implementasi
Cont’d pada Design Sistem Basis Data : Keenam phase dalam proses design tidak perlu dilaksanakan secara mutlak, mungkin ada umpan balik antar phase dan dalam masing-masing phase.
Proses Design Sistem Basis terbagi atas dua alternatif yakni ,
> Proses design dari data dan struktur dari basis data (data driven)
> Proses design dari program aplikasi dan pemrosesan basis data (process driven)
Mengapa harus ada dua cara , karena kedua proses tersebut saling bergantungan.
Contoh:
- Menentukan data item yang akan disimpan dalam basis data tergantung dari aplikasi basis data tersebut, juga dalam menentukan struktur dan akses path.
- Design dari program aplikasi tergantung dari struktur basis datanya.
- Biasanya condong ke salah satu.
Adapun bagan Proses Design Sistem Basis Data dapat anda lihat dibawah ini :
Phase 1: Pengumpulan Data & Analisa Requirement
- Pengidentifikasian group pemakai dan area aplikasi
- Penelitian kembali dokumen-dokumen yang sudah ada yang berhubungan dengan aplikasi -> form, report, manual, organization chart, dsb
- Analisa lingkungan operasi dan kebutuhan dari pemrosesan, seperti tipe transaksi, input/output, frekuensi suatu transaksi, dsb
- Transfer informasi informal ke dalam bentuk terstruktur menggunakan salah satu bentuk formal dari requirement specification (bentuk diagram) seperti Flow Chart, DFD, UML Diagram, dll. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemeriksaan kekonsistenan, ketepatan, dan kelengkapan dari spesifikasi.
Phase 2 : Design Conceptual
Phase 2A: Design Conceptual Schema
- High level data model, bukan implementation-level data model
- Memberikan gambaran yang lengkap dari struktur basis data yaitu arti, hubungan, dan batasan-batasan.
- Conceptual schema bersifat tetap
- Alat komunikasi antar pemakai basis data, designer, dan analis
Phase 2: Design Conceptual (cont’d)
Phase 2A: Design Conceptual Schema
Harus bersifat:
- Mampu menyatakan relationship, batasan-batasan
- Diagram
- Formal, minimum dalam menyatakan spesifikasi data (tidak ada duplikasi)
- Simple
- Conceptual data model harus DBMS independent -> ER/EER
Strategi untuk Design Schema
Top Down:
- mulai dengan beberapa high level entity type
- bagi lagi (top down) menjadi beberapa lower-level entity type dan relationship type
Examples of top-down refinement. (a) Generating a new entity type. (b) Decomposing an entity type into two entity types and a relationship type.
Bottom Up:
- mulai dengan atribut
- kelompokkan menjadi entity type & relationship type
- tambahkan relationship-relationship baru bila ada
Examples of bottom-up refinement. (a) Discovering and adding new relationships.
(b) Discovering a new category (union type) and relating it.
Strategi untuk Design Schema ( cont'd)
Inside Out:
- bentuk khusus dari bottom-up
- mula-mula ditentukan entity type yang merupakan pusat/bagian terpenting
- tambahkan entity type dan relationship lain yang berhubungan satu sama lain
Mixed:
- requirement dibagi-bagi menggunakan strategi top down
- sebagian dari schema di-design dari partisi-partisi menggunakan strategi bottom-up
- bagian-bagian dari komponen-komponen tersebut kemudian digabungkan
Phase 2b: Design Transaksi
- Pada saat suatu basis data di-design, aplikasi dari transaksi utama harus sudah diketahui
- Transaksi-transaksi baru dapat didefinisikan kemudian
- Tentukan karakteristik dari transaksi dan periksa apakah basis data sudah memuat semua informasi untuk melaksanakan transaksi
Phase 2b: Design Transaksi (cont’d)
Transaksi dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu:
- retrieval
- update
- mixed
Phase 2a dan 2b sebaiknya dilaksanakan secara paralel dengan menggunakan umpan balik agar didapat design schema dan transaksi yang stabil
Phase 3: Pemilihan DBMS
Pemilihan DBMS ditentukan oleh sejumlah faktor antara lain:
- faktor teknis: storage, akses path, user interface, programmer, bahasa query
- faktor ekonomi: software, hardware, maintenance, training, operasi, konversi, teknisi, dll
- faktor organisasi: kompleksitas, data, sharing antar aplikasi, perkembangan data, pengontrolan data
Phase 4: Mapping dari Data Model
- Memetakan conceptual model ke dalam DBMS
- Menyesuaikan schema dengan DBMS pilihan
- Hasil pemetaan biasanya berupa DDL
Phase 5: Physical Design
> Struktur storage, akses path untuk mendapatkan performance yang baik
> Kriteria baik dapat dilihat dari:
- response time
- pemakaian storage
- throughput (jumlah transaksi per unit waktu)
> Perlu tuning untuk memperbaiki performance berdasarkan statistik pemakaian
Phase 6: Implementasi Sistem Basis Data
- DDL dan SDL dari DBMS dikompilasi membentuk schema basis data dan basis data yang masih kosong
- Basis data dapat dimuati (di-load) dari sistem yang lama
- Transaksi dapat diimplementasikan oleh program aplikasi dan dikompilasi
- Siap dioperasikan
Demikianlah penjelasan dalam Proses Design Sistem Basis Data , semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian.