I. TUJUAN
Tujuan utama perusahaan :
1. Menghasilkan tingkat laba yang memuaskan
2. Memaksimalkan nilai pemegang saham
Tujuan lain perusahaan :
1. Produktivitas
2. Posisi Pasar
3. Kepemimpinan Produk
4. Pengembangan Personalia
5. Sikap Karyawan
6. Pertanggungjawaban Publik
7. Keseimbangan antara antara jangka pendek dan jangka panjang
Tujuan organisasi Nirlaba : Meningkatkan kualitas pelayanan
II. KESELARASAN TUJUAN (GOAL CONGRUENCE)
Tujuan utama sistem pengendalian manajemen adalah untuk memastikan (sejauh bisa ditetapkan) “keterpaduan tujuan” semaksimal mungkin.
Dalam melakukan evaluasi terhadap praktik-praktik pengendalian manajemen ada DUA pertanyaan penting yang harus dijawab :
1. Tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan oleh individu-individu terkait dalam mengedepankan kepentingan-kepentingan mereka masing-masing?
2. Apakah tindakan-tindakan tersebut bermanfaat bagi organisasi perusahaan ?
III. FAKTOR INFORMAL YANG BERPENGARUH PADA PENCAPAIAN
KESELARASAN TUJUAN
1. Faktor-faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan didalam masyarakat, di mana organisasi menjadi bagiannya. Norma-norma ini mencakup sikap, yang secara kolektif sering juga disebut sebagai etos kerja, yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan, semangat, dan juga kebanggaan yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas.
2. Faktor-faktor Internal
- Budaya
Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu sendiri, yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan yang secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Norma-norma budaya sangatlah penting karena hal tersebut bisa menjelaskan mengapa dua perusahaan dengan sistem pengendalian manajemen formal yang sama, bervariasi dalam hal pengendalian aktual.
- Gaya Manajemen
Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang paling kuat terhadap pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya, sikap-sikap bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap CEO.
Para manajer memiliki kualitas dan gaya yang beragam. Beberapa di antaranya memiliki kharisma dan ramah; sementara yang lain ada yang bergaya agak santai.
- Organisasi Informal
- Persepsi dan Komunikasi
Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer operasi harus mengetahui tujuan dan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapainya. Mereka menyerap informasi ini dari berbagai jalur, baik itu jalur formal (seperti anggaran dan dokumen-dokumen resmi lainnya) atau pun jalur informal (seperti dari bahan obrolan yang tak resmi).
Meskipun jalurnya sangat beragam, namun tidak selalu jelas apa yang sesungguhnya diinginkan oleh pihak manajer senior. Sebuah organisasi adalah sebuah entitas yang kompleks, dan tindakan-tindakan yang diambil oleh berbagai bagian dari organisasi untuk mencapai tujuan bersama tersebut tidak bisa dinyatakan secara jelas, bahkan dalam situasi yang terbaik sekalipun.
IV. SISTEM PENGENDALIAN YANG BERSIFAT FORMAL
Aturan-aturan
Beberapa tipe aturan bisa dilihat di bawah ini :
- Pengendalian fisik
- Manual-manual
- Pengamanan Sistem
- Sistem Pengendalian Tugas
V. JENIS-JENIS ORGANISASI
Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat bergam, setidaknya mereka bisa dikelompokkan ke dalam TIGA (3) kategori umum :
1. Struktur fungsional,
2. Struktur unit bisnis,
3. Struktur matriks.
Organisasi-organisasi Fungsional
Ada sejumlah kelemahan pada struktur fungsional :
1. dalam sebuah organisasi fungsional terdapat AMBIGUITAS dalam menentukan efektivitas manajer fungsional secara terpisah (seperti manajer produksi dan manager pemasaran) karena tiap-tiap fungsi tersebut sama-sama memberikan sumbangan pada hasil akhirnya.
2. jika organisasi teridiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi yang pada gilirannya memberikan laporan ke sejumlah manajer pada level yang lebih tinggi pada fungsi tersebut, maka terjadilah perselisihan antara para manajer dari fungsi-fungsi berbeda yang hanya dapat dipecahkan pada tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasal dari level organisasi yang lebih rendah.
3. struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam.
Unit-unit Bisnis
Bentuk organisasi perusahaan unit bisnis dirancang untutk memecahkan problem-problem yang terdapat pada struktur organisasi fungsional.
Sebuah unit bisnis yang juga disebut sebagai DIVISI, bertanggungjawab bagi seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk.
Keuntungan dari bentuk perusahaan unit bisnis :
• ia bisa berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi manajemen secara umum.
• karena unit bisnis ini sangat dekat dengan pasar bagi produk-produknya daripada kantor pusat, maka manajer unit bisnis biasa membuat keputusan-keputusan produksi dan pemasaran secara lebih masuk akal daripada yang diputuskan oleh kantor pusat dan unit bisnis inipun bisa memberikan reaksi terhadap ancaman-ancaman atau peluang baru secara cepat.
Kerugian dari unit bisnis ini :
• kemungkinan masing-masing unit bisnis menduplikasi sejumlah pekerjaan dalam sebuah organisasi fungsional, dikerjakan di kantor pusat.
• bahwa perselisihan yang terjadi diantara spesialis fungsional dalam organisasi perusahaan fungsional digantikan oleh perselisihan diantara unit-unit bisnis dalam organisasi perusahaan unit bisnis.
Implikasi terhadap Rancangan Sistem
VI. FUNGSI-FUNGSI PENGENDALI (Controller)
Pengendali biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasukk pengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya.
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan-laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam pendidikan personel manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendali.
sumber : http://catatankuliahdigital.blogspot.com/2009/11/perilaku-dalam-organisasi.html