A. Landasan Teori
Teori kinetika molekul gas menyatakan bahwa molekul gas paling bertumpukan satu sama lainnya, reaksi kimia berlangsung sehingga akibat dari tumbukan antara molekul-molekul yang beraksi. dari teori tumbukan dari teori kinetika kimia. Maka kita perkirakan laju reaksi akan berbanding lurus dengan banyaknya tumbukan molekul, atom berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan molekul.
Laju = banyaknya tumbukan / detik
Setiap molekul yang bergerak memiliki energi kinetika semakin cepat gerakannya, semakin besar energi kinetikanya. Kinetika molekul-molekul bertumbukan, sebagian dari energi kinetika diubah menjadi energi vibrasi jika energi kinetika awal besar, molekul yang bertumbukan akan bergetar kuat sehingga memutuskan beberapa ikatan .
Putusnya ikatan merupakan langkah pertama ke pembentukan produk. Jika energi kinetika awalnya kecil, molekul-molekul hanya akan terpental tetapi masih utuh, dari segi energi, ada semcam energi tumbukan minimum yang harus tercapai agar reaksi terjadi.
B. Alat dan bahan .
Alat :
1. Labu ukur 250 ml 2 buah
2. Pengaduk
3. Timbangan analitik
Bahan :
1. Dextrose ( glukosa )
2. NaOH
3. Aquadest
4. Indigo ( carmine indicator 1 ℅ )
C. Cara Kerja.
1. Meniapkan alat dan bahan.
2. Memasukkan 50 ml larutan a kedalam 250 ml
3. Menambahkan 5 – 10 ml larutan indicator
4. Menutup labu tersebut.
5. Pada awal percobaan larutan terlihat berwarna kuning.
6. Menggerakkan atau mengaduk secara perlahan untuk mengahsilkan warna merah.
7. Menggerakkan dengan cepat untuk menghasilkan warna hijau.
8. Mencata hasil pengamatan.
D. Hasil Pengamatan
Gambar
Analisis atau deskripsi
Sebuah labu yang berisi larutan yang berwarna kuning pucat digoncang secara perlahan-lahan maka larutan akan berubah menjadi merah dan apabila labu tersebut akan berubah menjadi hijau dan apabila larutan tersebut didiamkan kembali lama kelamaan akan kembali kewrna kining.
E. Pembahasan
Idikator direduksi dengan alkaline dektrose dan menghasilkan wrna kuning ketika labu digetarkan maka oksigen bertamabhkemudian indicator teroksidasi dan menghasilkan warna merah. Getaran atau goncangan dari labu memberikan teroksidasi lebih lanjut untuk menghasilkan warna hijau seyelah itu akan terjadi reduksi sektrose kemudian indicator kembali berwarna kuning. Ternyata getran dan goncangan mempengaruhi terhadap perubahan warna dari larutan.
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, kami dapat menemukan perubahan warna dari campuran yang pertama 3 gram larutan glukosa, 5 gram NaoH dan 100ml aquadest dimasukan ke dalam gelas kimia kemudian di aduk-aduk dan dimasukan ke dalam labu 250ml, campuran larutan tersebut di tambahkan 5-10 ml larutan indigo sebagai indicator. sehingga mengalami perubahan warna kuning, apabila kita menggerakan labu secara perlahan-perlahan maka akan menghasilkan warna merah, dan sedangkan kita menggerakan labu secara cepat maka akan menghasilkan perubahan warna yaitu hijau.
Perubahan warna ini di pengaruhi oleh alkalin dextrose, dan adanya proses oksidasi pada larutan tersebut, ketika labu digerakan secara perlahan atau cepat maka banyak oksigen yang masuk, sehingga terjadi perubahan warna.
F. Kesimpulan
Getaran atau goncangan dari labu memberikan teroksidasi lebih lanjut untuk menghasilkan warna hijau seyelah itu akan terjadi reduksi sektrose kemudian indicator kembali berwarna kuning. Ternyata getran dan goncangan mempengaruhi terhadap perubahan warna dari larutan.
1. Indikator mempengaruhi wrna larutan.
2. Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks.
3. Oksigen juga mempengaruhi warna larutan.
4. Oksigen dapat merubah warna larutan.
sumber : http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/kinetika-reaksi-trafict-light.html