penulis Al-Ustadz Saifuddin Zuhri
Syariah Khutbah 04 - Juni - 2007 10:13:20
الْحَمْدُ لِلَِّهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ اْلعَزِيْزُ اْلغَفُوْرُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الْبَشِيْرُ النَّذِيْرُ وَالسِّرَاجُ الْمُنِيْرُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا. أمَّا بَعْدُ:
أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مَا خُلِقْتُمْ عَبَثاً، خَلَقَكُمُ اللهُ لِعِبَادَتِهِ وَطَاعَتِهِ وَأَمَدَّكُمْ بِنِعَمِِهِ وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ ومَا فِي اْلأَرْضِ لِيَسْتَعِيْنُوْا بِذَلِكَ عَلَى طَاعَتِهِ، وَأَرْسَلَ إِلَيْكُمْ رَسُوْلَهُ وأَنْزَلَ عَلَيكُمْ كِتَابَهُ لِيُبَيِّنَ لَكُمْ ما يَجِبُ وَمَا يَحْرُمُ، وَجَعَلَ هَذِهِ الدُّنْيَا دَارَ عَمَلٍ واْلآخِرَةَ دَارَ جَزَاءٍ وَحَذَّرَكُمْ مِنَ اْلإِغْتِرَارِ بِهَذِهِ الدُّنْيَا وَاْلإِنْشِغَالِ بِهَا عَنِ اْلآخِرَةِ.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu dgn berusaha sekuat kemampuan kita menjalankan perintah-perintah-Nya dan dgn menjauhi segala larangan-Nya.
Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah
Ketahuilah bahwa kita diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bukan semata utk hidup di dunia bukan pula utk sekedar makan dan minum. Apalagi berfoya-foya utk memenuhi tiap keinginan hawa nafsu kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Dari ayat tersebut jelaslah bahwa kita diciptakan utk suatu tujuan yg besar dan sangat mulia. Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin memuliakan hamba-hamba-Nya yg mewujudkan tujuan penciptaan diri yaitu beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala tdk membutuhkan hal itu sedikitpun dari hamba-hamba-Nya. Akan tetapi ibadah yg Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan kepada kita adl utk kebaikan diri kita sendiri. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنْ تَكْفُرُوْا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي اْلأَرْضِ جَمِيْعًا فَإِنَّ اللهَ لَغَنِيٌّ حَمِيْدٌ
“Jika kalian dan orang2 yg ada di muka bumi ini seluruh kufur kepada Allah mk sesungguh Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.”
Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah
Karena tujuan yg mulia inilah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus kepada kita Rasul-Nya yg merupakan penutup seluruh para nabi yaitu Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُوْلاً شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُوْلاً. فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُوْلَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيْلاً
“Sesungguh Kami telah mengutus kepada kalian seorang Rasul yg menjadi saksi terhadapmu sebagaimana Kami telah mengutus seorang Rasul kepada Fir’aun. mk Fir’aun mendurhakai Rasul itu lalu Kami siksa dia dgn siksaan yg berat.”
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di dlm Tafsir- menyebutkan: “Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata: ‘Memujilah kalian kepada Rabb kalian atas diutus Nabi yg ummi ini yg berasal dari kalangan Arab yg memberi kabar gembira dan peringatan serta menjadi saksi atas amalan yg dilakukan oleh umat ini.
Bersyukurlah kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan syukurilah ni’mat yg besar ini dgn menaati utusan-Nya dan janganlah sekali-kali kalian mengkufuri ni’mat ini dgn tdk mau menaati Rasul yg diutus kepada kalian sehingga kalian seperti Fir’aun.
Ketika Musa bin ‘Imran diutus kepada Fir’aun dan mengajak kepada agama Allah Subhanahu wa Ta’ala serta memerintahkan utk beribadah hanya kepada-Nya dia tdk mau beriman kepada Musa bahkan bermaksiat kepadanya. mk Allah Subhanahu wa Ta’ala mengadzab dgn adzab yg sangat pedih.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Oleh krn itu barangsiapa ingin mendapatkan kemuliaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala di dunia dan di akhirat selamat dari siksa-Nya dan mendapatkan surga-Nya tdk lain cara dgn beribadah hanya kepada-Nya dan mengikuti petunjuk Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ. وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُوْدَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيْهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِيْنٌ
“Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya niscaya Allah akan memasukkan ke dlm surga yg mengalir di dlm sungai-sungai sedangkan mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yg besar. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar ketentuan-ketentuan-Nya niscaya Allah memasukkan ke dlm api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan bagi siksa yg menghinakan.”
Dengan demikian jelaslah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan sebab kebahagiaan seseorang di dunia dan di akhirat adl dgn menaati Allah dan Rasul-Nya. Sebalik Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kecelakan serta kebinasaan seseorang di dunia dan di akhirat adl krn bermaksiat terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Oleh krn itu marilah kita berusaha utk meraih janji Allah utk mendapatkan berbagai keni’matan di surga-Nya dan dijauhkan dari siksa neraka yaitu dgn mengisi kesempatan hidup di dunia ini dgn beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengikuti petunjuk Rasul- Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ الْغَرُوْرُ
“Hai manusia sesungguh janji Allah adl benar mk sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kalian dan sekali-kali janganlah setan yg pandai menipu memperdayakan kalian tentang Allah.”
Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah,
Kehidupan di dunia ini adl suatu perjalanan yg menghantarkan pada kehidupan yg sesungguh di akhirat. Dunia adl tempat beramal dan akhirat adl tempat pembalasan. mk janganlah kehidupan dunia ini melupakan kita dari kehidupan akhirat. Gunakan ni’mat yg Allah Subhanahu wa Ta’ala karuniakan kepada kita di dunia ini utk mendapatkan kebahagiaan yg sesungguh di akhirat nanti. Karena sesungguh karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala baik yg di langit maupun yg di bumi semua itu telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tundukkan utk manusia sebagai sarana utk beribadah kepada-Nya. Janganlah kita menjadi orang yg menyesal di akhirat nanti sebagaimana disebutkan dlm firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلاَ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيْبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ. وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللهُ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yg telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: ‘Wahai Rabbku mengapa Engkau tdk menangguhkan ku sampai waktu yg dekat sehingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang2 yg shalih?’ Dan Allah sekali-kali tdk akan menangguhkan seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yg kamu kerjakan.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، خَلَقَ الْخَلْقَ لِعِبَادَتِهِ وَأَمَرَهُمْ بِتَوْحِيْدِهِ وَطَاعَتِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِي رُبُوْبِيَّتِهِ وَإِلَهِيَّتِهِ وَأَسْمَاءِهِ وَصِفَاتِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَرْسَلَهُ إِلَى بَرِيَّتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ سَارُوْا عَلَى نَهْجِهِ وَتَمَسَّكُوْا بِسُنَّتِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ الْعِبَادَةَ لاَ تَكُوْنُ عِبَادَةً إِلاَّ مَعَ التَّوْحِيْدِ كَمَا أَنَّ الصَّلاَةَ لاَ تَكُوْنُ صَلاَةً إِلاَّ مَعَ الطَّهَارَةِ، فَإِذَا دَخَلَ الشِّرْكُ فِي اْلعِبَادَةِ فَسَدَتْ كَالْحَدَثِ إِذَا دَخَلَ فِي الطَّهَارَةِ. فَالشِّرْكُ لاَ يَصِحُّ مَعَهُ عَمَلٌ وَلاَ تُقْبَلُ مَعَهُ عِبَادَةٌ. وَلِهَذَا كَثِيْرًا مَا يَأْتِي اْلأَمرُ بِالْعِبَادَةِ مَقْرُوْناً بِالنَّهْيِ عَنِ الشِّرْكِ، كَقَوْلِهِ تَعَالَى:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Marilah kita isi kehidupan dunia ini dgn beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Namun harus diketahui bahwa ibadah tdk akan diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali dilakukan oleh orang yg bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana shalat tdk akan sah kecuali dikerjakan oleh orang yg bersuci. Apabila orang yg bersuci terkena hadats mk rusaklah bersuci sehingga apabila dia shalat dlm keadaan demikian mk sia-sialah shalat meskipun dilakukan sebanyak apapun.
Begitu pula orang yg beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala namun ia terjatuh kepada perbuatan syirik mk dia bukanlah orang yg bertauhid. Apabila dia beramal mk sia-sialah amalan yg ia lakukan krn dia melakukan perbuatan syirik. mk jauhilah perbuatan syirik janganlah seseorang berdoa meminta kepada orang yg telah mati meskipun dia dianggap wali.
Jangan pula menjadikan sebagai perantara dlm meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Janganlah seseorang menyembelih utk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala baik dgn istilah sesaji sedekah bumi ataupun sedekah laut krn semua itu adl perbuatan syirik. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperingatkan kita di dlm Al-Qur`an tentang bahaya syirik. Di antara dlm firman-Nya:
وَلَقَدْ أُوْحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
“Dan sesungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada yg sebelummu “Jika kamu mempersekutukan niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang2 yg merugi.”
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ. وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ المُوَحِّدِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الـْمُسْلِميْنَ في كُلِّ مَكَانٍ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْـمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّهُ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ربِّ الْعَالَمِيْنَ.
sumber : http://blog.re.or.id/tujuan-penciptaan-manusia.htm