Acara ini dimulai pada pukul 09.15 WIB , acara ini dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh saudara Khaerul Arif , kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya dan MARS IMM yang dipandu oleh saudari Aulia Rahmah .
Acara selanjutnya yakni , sambutan - sambutan , pertama sambutan dibawakan oleh saudara Muhammad Parihadi selaku ketua Panitia Dialog Nasional dan Bazaar Buku , kemudian dilanjutkan sambutan Ketua Pimpinan Cabang IMM yang diwakilkan oleh saudara Muhammad Yunus.
bapak M. Dasron Hamid dalam acara Quo Vadis Pasca 12 Tahun Reformasi
Selanjutnya , adalah sambutan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bapak Dr.Ir. M Dasron Hamid , M.Sc . Disela - sela sambutannya , beliau menyampaikan mengenai kedisiplinan dalam mengadakan suatu acara / event , karena kedisiplinan mencerminkan konsistensi sebagai mahasiswa UMY.
Gunawan Budianto Keynote Speaker
Setelah sambutan dari beliau , maka dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Keynote Speaker bapak Gunawan Budianto , setelah itu maka dilanjutkan dengan Dialog Nasional "Quo Vadis 12 Tahun Reformasi Indonesia" , dimana pembicaranya antara lain , Zein Maulana dari DPP IMM , Ray Rangkuti dari Lingkar Madani untuk Indonesia , dan Uztad Sukriyanto AR,M.Hum dari PP Muhammadiyah .
Ray Rangkuti - Moderator - Zein Maulana - Sukriyanto AR
Sebelum dialog dimulai , moderator sempat memaparkan CV dari masing - masing pembicara, penyampaian pertama oleh Ray Rangkuti yang memberikan kami pandangan untuk melihat Indonesia secara Optimis dan memandang masa depan bangsa dengan positif .
Menurut bang Ray Rangkuti , terlihat siklus 20 tahunan dalam negara kita mulai pada tahun 1908 dengan memperjuangkan pendidikan di Indonesia melalui perjuangan para pahlawan kita , kemudian 20 tahun berikutnya pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda melaksanakan sumpah pemuda , yang perlu di ketahui disini pada tahun 1928 masih banyak beberapa daerah yang berbentuk kerajaan dan belum ada Indonesia .
Tetapi , para pemuda Optimis untuk menjadikan Indonesia tersebut nyata secara de Jure. Kemudian , 20 tahun berikutnya tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945 kita merdeka secara de Jure. Dan mulai , 20 tahun berikutnya merupakan rezim orde baru , dan 20 tahun berikutnya rezim di jatuhkan. Lalu 20 tahun berikutnya , tepatnya 2019 , andakah generasi Indonesia yang akan menciptakan kondisi adil dan Makmur bagi bangsa ?
Tentunya , Dalam hal ini bang Ray menekankan untuk melihat bangsa dari paradigma yang positif dan senantiasa berusaha untuk membangun bangsa.
Penyampaian materi yang kedua oleh kakak Zein Maulana , kakak zein menyampaikan bahwa siklus pergerakan di Indonesia bukan saja siklus 20 tahunan yang disampaikan oleh bang Ray Rangkuti , tetapi terdapat siklus lain yang menjadi faktor penting dalam pergerakan rakyat Indonesia . Salah satu yang disampaikan oleh kak Zein adalah adanya intervensi pihak asing terhadap Indonesia dalam segala aspek .
Pemaparan terakhir oleh bapak Sukriyanto AR , beliau menyampaikan bahwa , orang Indonesia selalu melihat sesuatu pergerakan dari sisi negatif , mengapa ? . Beliau memberikan contoh pada zaman Orde Baru , orang - orang berkata zaman Orde Lama "jelek" , selanjutnya ketika zaman Reformasi bergulir , orang - orang pun kembali berkata orde Baru "jelek" . Namun beliau memaparkan bahwa , sesungguhnya di tiap zaman pergerakan di Indonesia tidak sepenuhnya "jelek" tentu , ada hal - hal positif yang telah diperbuat .
Setelah pemaparan materi oleh ketiga pembicara , maka dilanjutkan dengan sesi tanya jawab , sesi tanya jawab di bagi dua sesi , sesi pertama dengan tiga penanya , dan sesi kedua dengan tiga penanya . Pertanyaan yang dilontarkan berkisar pada tuntutan terhadap reformasi di Indonesia , bagaimana implementasi reformasi , dan apa yang sudah dihasilkan dari proses reformasi tersebut.
Pembacaan Manifesto Quo Vadis Pasca 12 Tahun Reformasi
Setelah sesi tanya jawab , dilanjutkan dengan pembacaan Manifesto oleh salah satu anggota IMM Cabang A.R Fachruddin . Berikut isi manifestonya , manifesto ini dibacakan dengan semangat , dan menunjukkan konsistensi dalam mewujudkannya .
Manifesto Quo Vadis Pasca 12 Tahun Reformasi
Berbagai masalah yang terjadi di negara kita ini seakan tidak akan pernah habis dari masa-kemasa. Permasalahan negri ini seolah momok bagi kita, Korupsi misalnya. Korupsi seakan sudah mandarah daging pada tubuh bangsa ini, seolah jika tidak melakukan korupsi merasa ada hal yang kurang atau bahkan hilang dalm diri ini, Ironisnya korupsi di negara ini tidak hanya menyentuh mereka para kaum elit, tetapi juga menyentuh dalam ranah-ranah kaum bawah, pedagang, para supir bahkan terkadang menyentuh para kaum pendidik dinegara kita ini.
Tidak hanya itu, lunturnya rasa kemandirian bangsa ini dan buruknya pelayanan dan/atau fasilitas publik di negara ini menambah deret panjang akan keterpurukan nasib bangsa ini. Dan terlebih-lebih, disamping korupsi yang meraja lela dari semua sendi kehidupan bangsa, hilangnya rasa kemandirian dan buruknya pelayanan dan fasilitas umum hal ini di tambah kapayahan dengan banyaknya Interfensi dan ketergantungan asing yang terjadi pada negara ini.
Dari kompleksitas permasalahn yang terjadi kita tetaplah harus berpandangan optimis akan bangsa ini, karna masih banyak yang masih kita bisa banggakan akan bangsa ini, Demokrasi yang di junjung tinggi. Yang melahirkan penghormatan terhadap HAM dan kebebasan dan independensi media Dll. serta prestasi-prestasi bangsa yang membanggakan.
Namun kunci untuk membangun bangsa yang maju, berkeadilan dan demokratis ialah melahirkan pemimpin-pemimpin yang mempunyai karakter :
1. Mempunyai watak anti korupsi dan kemandirian
2. Mempunyai sifat berani dan tegas
3. Faham dan kritis akan sejarah negara
4. Mempunyai moral yang baik.
Untuk itu kita sebagai generasi penerus, generasi tonggak estafet kepimpinan bangsa mari rapatkan barisan, tumbuhkan sifat kemandirian bangsa, hilangkan ketergantungan asing dan memupuk jiwa-jiwa anti korupsi, demi kamajuan dan kemandirian bangsa yang berdasar keadilan menuju negara yang dicita-citakan konstitusi.
Demikian lah acara Dialog Nasional Quo Vadis pasca 12 Tahun Reformasi , semoga hal ini dapat menjadi renungan dan introspeksi bagi kita dan rakyat Indonesia untuk senantiasa berjuang dan berkarya untuk kemajuan bangsa.
1 comments:
setuju buat bang ray,, -->> "Dalam hal ini bang Ray menekankan untuk melihat bangsa dari paradigma yang positif dan senantiasa berusaha untuk membangun bangsa. ",.... maj terus pantang mundurr !!
Post a Comment
Tim Gudang Materi mengharapkan komentar anda sebagai kritik dan saran untuk kami .. Hubungi kami jika anda mengalami kesulitan !