oleh Dirgantara Wicaksono (Bom Bom)
Universitas Negeri Jakarta
Memaknai pembelajaran yang berkualitas merupakan tujuan yang sudah ada semenjak awal sekolah formal. Akhir 1960-an, data yang terkumpul menunjukkan dalam ukuran ujian standarisasi kemampuan dasar murid yang mendapatkan pembelajaran yang bermutu menghasilkan pembelajaran sekolah yang berhasil daripada murid yang tidak mendapatkannya (Joyce, Weill & Cahoun, 2003).
Beberapa model pembelajaran dikembangkan menggunakan penemuan yang terbaru berdasarkan model yang telah ada sebelumnya. Versi terbaru ini menunjukkan bahwa penelitian terbaru mengenai psikologi kognitif erat hubungannya dengan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan adalah Pendekatan langsung (metode ceramah).
Pendekatan langsung adalah suatu pendekatan terstruktur dan berpusat pada guru dan digolongkan berdasarkan arahan dan kontrol dari guru, harapan guru yang tinggi atas kemajuan siswa, waktu maksimum yang dihabiskan oleh para siswa untuk menyelesaikan tugas akademis, dan upaya-upaya dari guru untuk meminimalisasi pengaruh negatif. Tujuan penting dalam pendekatan pembelajaran langsung adalah memaksimalkan waktu belajar siswa (Stevenson, 2000).
Beberapa ahli dalam psikologi pendidikan menekankan bahwa banyak guru yang efektif menggunakan pendekatan konstruktif dan pendekatan pembelajaran langsung daripada hanya salah satunya (Darling-Hammond & Bransford, 2005; Schwartz & others, 1999). Selebihnya beberapa keadaan mungkin lebih membutuhkan pendekatan konstruktif dan keadaan lain yang lebih membutuhkan pendekatan pembelajaran langsung.
Hal-hal yang umum dari metode ini adalah pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan dan latar belakang murid; pembelajaran tambahan disediakan bagi murid yang agak lambat dalam menguasai materi; materi utama yang disampaikan ke murid melalui presentasi aktif; pra ujian (memotivasi pengetahuan murid yang berhubungan dengan materi); penggunaan contoh, tampilan visual, dan demonstrasi untuk menjembatani antara konsep yang konkrit dan yang abstrak. Model pembelajaran ini memberikan empat kategori : (A) fase Presentasi, (B) fase praktik, (C) pengambilan kesimpulan, (D) pengawasan dan umpan balik.
A. Fase Presentasi
Terdapat lima metode pembelajaran penting yang harus digunakan dalam fase ini: (1) peninjauan materi sebelumnya; (2) pengetahuan yang akan dipelajari; (3) pengalaman yang membuat murid dapat menjelaskan mengapa presentasi ini penting; (4) penjelasan aktif dan jelas dari pengetahuan atau keahlian yang harus dipelajari; dan (5) peluang bagi murid untuk menunjukkan pemahaman terhadap penjelasan guru.
Dampak penting dari pembelajaran menurut Ausubel (1960) belajar menjadi lebih bermakna jika presentasi dilakukan oleh ahlinya. Terdapat tiga metode pertama dari lima metode pembelajaran langsung secara umum yang lebih menitikberatkan pada struktur dimana pembelajaran dilaksanakan.
1. Peninjauan. Guru dan murid mempelajari kembali pengetahuan atau keahlian yang masih berhubungan dengan materi yang akan dibahas. Guru dapat memeriksa pekerjaan rumah murid atau membahas materi pelajaran kemarin (Walberg, 1999).
Guru dapat membentuk kegiatan agar murid dapat menggunakan konsep dan keahlian yang telah dipelajari. Sangat penting bagi murid untuk menggunakan pengetahuan mereka agar bisa menghubungkannya dengan informasi yang akan diterima. (disebut elaborasi informasi dari proses teori seperti Craik & Lockhart, 1972).
2. Apa. Guru menerangkan apa yang ingin dipelajari. Guru menerangkan tujuan dan bagaimana agar murid ikut serta dalam pembelajaran dan tetap mempertahankan kejelasan materi. Perencanaan pembelajaran yang menggunakan prinsip pembelajaran langsung (metode ceramah) dianggap lebih alami untuk disampaikan ke siswa.
Dalam hal ini menurut McCharty (2000) bahwa guru harus memberikan pengalamannya langsung pada murid dan membantu mereka mengatur pengalaman tersebut menjadi konsep.
Aspek penting dari metode “apa” adalah murid harus diberi tahu sejelas mungkin apa yang mereka bisa lakukan di akhir proses pembelajaran. Ada dua jenis sasaran oleh guru yang bisa dimasukkan dalam metode ini.
Pertama adalah sasaran kegiatan; guru dan murid bertindak sebagai penyelenggara pada kegiatan pembelajaran. pernyataan lain bagaimana guru memonitor penampilan murid pada proses evaluasi. Yang kedua adalah hasil dari pembelajaran yang telah diberikan.
3. Mengapa. Guru menjelaskan mengapa tujuan tertentu penting untuk dikuasai murid. Guru meminta murid ikut serta dalam kegiatan pembelajaran sehingga menjadi lebih efisien ketika materi atau skill baru telah dikuasai.
0 comments:
Post a Comment
Tim Gudang Materi mengharapkan komentar anda sebagai kritik dan saran untuk kami .. Hubungi kami jika anda mengalami kesulitan !