oleh Rama Rizana
Mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik 2008, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Peran Mahasiswa Masa Dahulu dan Masa Kini
1. Peran Mahasiswa Dahulu
Masa Sebelum Kemerdekaan
Mahasiswa pada masa ini merupakan salah satu ujung tombak perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan kolonial Belanda dan Jepang. Di saat itu mereka berperan untuk melawan para penjajah di bidang pemikiran dan negosiasi, karena perlawanan menghadapi para penjajah ditempuh dengan dua jalan, yakni pertarungan fisik dan non-fisik (pemikiran).
Sebut saja nama Ir. Soekarno dan M. Hatta yang mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri, di tengah keterbatasan kesempatan menempuh pendidikan tinggi. Mereka menggunakan kesempatan belajar tersebut sebagai bekal untuk menghadapi perlawanan penjajah secara non-fisik.
Masa Setelah Kemerdekaan
Sukses meraih kemerdekaan bukan berarti perjuangan bangsa Indonesia berhenti. Mereka masih harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diperoleh.
Peran mahasiswa pada masa ini adalah sebagai perancang strategi pemikiran untuk menghadapi para penjajah yang ingin merebut kembali kemerdekaan yang diperoleh.
Setelah kemerdekaan berhasil dipertahankan, peran mahasiswa berganti dari ujung tombak perlawanan penjajah secara non-fisik ke pengatur strategi pembangunan bangsa. Mulai dari membuat perangkat-perangkat penting kenegaraan hingga kebijakan-kebijakan yang digunakan untuk membangun bangsa yang baru beberapa tahun mendapatkan kemerdekaan.
2. Peran Mahasiswa Kini
Dibandingkan dengan peran mahasiswa pada masa dahulu yang telah digambarkan singkat di atas, kembali terjadi perubahan peran. Ini tak lepas dari perbedaan kondisi yang terjadi di masa dahulu dan masa kini. Jika pada masa dahulu peran mahasiswa adalah sebagai motor penggerak pembangunan sebuah bangsa yang baru beberapa tahun merdeka, maka sekarang peran itu berganti menjadi salah satu pelaku pembangunan bangsa. Peran ini berarti bahwa mahasiswa tidak hanya sebagai masyarakat biasa atau objek pembangunan bangsa, namun juga turut terlibat aktif sebagai pelaku (subjek) pembangunan bangsa.
Mahasiswa pada masa kini memerankan peran yang sama pentingnya dengan peran mahasiswa pada masa dahulu. Namun karena kondisi yang sangat jauh berbeda, maka kualitas dan kontribusi mahasiswa dalam rangka pembangunan tersebut harus senantiasa ditingkatkan.
B. Indeks Perkembangan Manusia (Human Development Index)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui salah satu organisasi nya United Nation Development Program (UNDP) memiliki agenda kegiatan untuk mengetahui keadaan suatu bangsa, khususnya dalam aspek pembangunan, yakni Human Development Report.
Setidaknya ada 7 hal yang menjadi tolok ukur perhitungan UNDP untuk mengetahui pengklasifikasian negara-negara yang menjadi anggota PBB. Ketujuh hal tersebut adalah Kehidupan Sosial (Social Progress), Perekonomian (Economics), Efisiensi (Efficiency), Keadilan (Equity), Partisipasi dan Kebebasan (Participation and Freedom), Ketahanan Negara (Sustainability) dan Keamanan (Human Security). Adapun ketujuh hal tersebut dijabarkan ke dalam 14 indikator penilaian tersebut.
Keempat belas indikator tersebut adalah Human Movement, International Emigrants by Area of Residence, Education and Employment of International Migrants in OECD (aged 15 years and above), Conflict and Insecurity Induced Movement, International Financial Flows, Selected Human Rights and Migration Related Conventions (by year of ratification), Human Development Index Trends, Human Development Index (and Its Components), Human and Income Poverty, Gender-Related Develpoment Index (and Its Components), Gender Empowement Measure (and Its Components), Demographic Trends, Economy and Inequality, Health and Education.
Dari tolok ukur tesebut, Indonesia menduduki peringkat 111 dari 182 negara yang dinilai oleh UNDP pada tahun 2009 dan termasuk kategori Medium Human Development.
Hal tersebut berarti Indonesia masih dalam kategori negara berkembang dan masih tertinggal di negara tetangga (ASEAN), yakni Singapura (posisi 23), Brunei Darussalam (30), Malaysia (66), Thailand (87) dan Filipina (105).
C. Kemiskinan, Salah Satu Permasalahan Bangsa
Pada masa kini, di saat pembangunan bangsa terus dilakukan ada berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita, bangsa Indonesia. Salah satu masalah yang cukup mendasar adalah masalah kemiskinan.
Jumlah rakyat Indonesia yang berada di garis kemiskinan menurut data BPS pada Maret 2009 adalah sebanyak 32.530.000 jiwa dengan 11.910.500 jiwa tinggal di kota dan 20.619.400 jiwa tinggal di desa. Ini berarti persentase jumlah rakyat miskin di negeri ini adalah kurang lebih 14% dari total penduduk Indonesia yang terakhir dicatat sejumlah 230 juta jiwa.
Masalah ini erat kaitannya dengan banyaknya pengangguran. Data BPS pada Februari 2009 mencatat sebanyak 9.258.964 orang tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran. Dan dari jumlah itu 12% atau 1.113.020 orang merupakan Diploma dan Sarjana,yang kemudian disebutkan sebagai kalangan intelektual.
Data tersebut mencerminkan masih banyaknya rakyat Indonesia yang merupakan kalangan intelektual adalah pengangguran. Ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan data pertama, yakni jumlah penduduk miskin di negeri ini.
Kedua masalah tersebut, lebih khusus lagi masalah banyaknya pengangguran di negeri ini adalah dari kalangan intelektual mencerminkan masih banyaknya dari mereka yang tidak mendapatkan pekerjaan.
Kualitas dari mereka merupakan salah satu faktor penyebab masalah itu bisa terjadi, di samping lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan pencari kerja atau job hunter yang apabila masalah ini tidak segera diselesaikan memiliki dampak yang cukup atau bahkan sangat besar terhadap pembangunan bangsa.
D. Solusi Permasalahan : Kreativitas dan Kemandirian
Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh negara kita ini, sebagai contoh masalah kemiskinan harus segera diselesaikan. Karena jika tidak segera diselesaikan, maka bisa berdampak kepada pembangunan bangsa dan ketahanan negara kita untuk menghadapi era globalisasi yang sudah semakin dekat.
Secara garis besar ada dua macam solusi yang kemudian akan dijelaskan kemudian, yakni Solusi Umum (Pendidikan), dan Solusi Khusus.
Pertama, Solusi Umum (Pendidikan)
Pendidikan adalah salah satu aspek yang harus diperhatikan karena aspek ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan aspek lain dalam hal pembangunan sebuah bangsa. Karena dari aspek pendidikan sebuah bangsa dapat maju dan memiliki daya saing atau ketahanan dalam persaingan, era globalisasi yang sudah semakin dekat.
1. Sistem pendidikan di Indonesia sebaiknya lebih diarahkan sejak dini. Sebagai perbandingan, negara maju seperti Amerika Serikat (USA) dan Inggris (UK), dimana sistem pendidikan mereka sudah dibuat dan diarahkan bagaimana agar generasi penerus bangsa mereka memiliki kompetensi yang bagus dan dapat bersaing, terkhusus untuk menghadapi era globalisasi.
Sejak bangku sekolah dasar, siswa-siswa diarahkan untuk belajar dan berkarya sesuai dengan bakat mereka masing-masing. Tidak seperti dengan negara kita yang memiliki sistem pendidikan yang mengharuskan siswa-siswa untuk menguasai belasan pelajaran dan ini diterapkan sampai jenjang sekolah menengah.
Sistem pendidikan kita “memaksa” siswa untuk menguasai semua pelajaran atau bidang studi. Sistem ini dirasa kurang dapat menghasilkan generasi masa depan yang memiliki kompetensi cukup untuk menghadapi persaingan era globalisasi. Karena pada hakikatnya setiap orang memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda antara satu sama lain, dan memiliki kecenderungan tidak merata untuk semua jenis kemampuan, seperti kemampuan di bidang eksakta dan bidang sosial.
Sistem Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa diterapkan sejak dini (Sekolah Dasar) agar generasi muda bisa mengetahui sejak dini bakat dan kemampuannya, serta dapat mencetak generasi muda yang dapat bersaing di masa depan.
1. Adanya kurikulum kewirausahaan atau pelajaran kemandirian lainnya semenjak sekolah dasar. Ini berguna untuk melatih dan membiasakan generasi muda untuk berwirausaha dan mandiri sejak dini. Selain itu juga hal ini dapat meningkatkan kreativitas generasi muda.
Sudah mulai banyak sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan yang mengarahkan siswa-siswanya untuk bisa mandiri sejak kecil. Hal ini menjadi sangat penting mengingat dan melihat data jumlah pengangguran di negeri ini cukup banyak, dikarenakan jumlah lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan permintaan pekerjaan yang ada. Ini juga bisa diterapkan sebagai solusi pemecahan masalah-masalah yang ada di negeri ini yang berakar salah satunya dari masalah kemiskinan tersebut.
Kedua, Solusi Khusus
Selain solusi umum yang berkenaan dengan sistem pendidikan di negara kita yang perlu dicermati kembali dan ditingkatkan, kepribadian masing-masing individu juga menjadi indikator penting untuk memecahkan masalah yang dihadapi bangsa ini. Maksudnya adalah bagaimana tiap individu, terkhusus para mahasiswa memiliki kesadaran. Kesadaran dalam banyak hal. Di antaranya :
1. Kesadaran bahwa mahasiswa memiliki peran sangat penting untuk membangun dan memajukan bangsa ini.
2. Kesadaran bahwa kualitas individu adalah hal yang sangat penting, apalagi perkembangan dunia dari masa ke masa yang semakin pesat dan era globalisasi yang semakin dekat, yang “memaksa” tiap individu harus meningkatkan kualitas diri.
Sebagai analogi, masyarakat pada masa dahulu sekitar 20 tahun yang lalu, yang lulus menjadi sarjana akan mendapatkan gaji yang jauh lebih besar dibandingkan masyarakat lain yang hanya bersekolah sampai di bangku sekolah menengah.
Analogi lain, sekitar 10 tahun yang lalu, memiliki kemampuan berbahasa Inggris adalah nilai tambah seorang pelamar pekerjaan. Mereka akan mendapatkan keistimewaan dalam pekerjaannya kelak. Namun sekarang memiliki kemampuan berbahasa Inggris adalah syarat minimal yang harus dimiliki seseorang yang ingin melamar pekerjaan. Harus ada kelebihan lain yang dimiliki jika ingin bersaing di masa sekarang. Misalnya, kemampuan bahasa asing lainnya, kemampuan operasional komputer,dsb.
E. Kesimpulan
Ada berbagai masalah yang dihadapi bangsa kita,bangsa Indonesia, khususnya dalam rangka pembangunan nasional dan menghadapi era globalisasi. Salah satu masalah tersebut adalah masalah kemiskinan yang memiliki keterkaitan dengan masalah lain yang dihadapi bangsa ini. Banyaknya pengangguran yang ada di negeri ini adalah salah satu faktor mengapa jumlah penduduk Indonesia yang berada di garis kemiskinan cukup tinggi.
Masalah kemiskinan dan pengangguran tersebut harus segera diselesaikan. Karena jika tidak, hal tersebut sangat mempengaruhi proses pembangunan bangsa dan kesiapan bangsa menghadapi persaingan atau era globalisasi.
Ada dua jenis solusi yang bisa digunakan sebagai pemecahan masalah yang cukup mendasar tersebut.
Pertama, Solusi Umum yang berkaitan dengan sistem pendidikan di bangsa ini. Sudah saatnya generasi penerus bangsa diarahkan sejak dini untuk memiliki kompetensi masing-masing, yang kemudian ini menjadi sangat penting untuk menjadikan generasi muda mampu untuk bersaing di masa yang akan datang.
Selain itu, perlu juga dimasukkan kurikulum pendidikan kewirausahaan atau jenis kurikulum pendidikan lainnya yang terkait dengan kemandirian. Ini dapat menyelesaikan masalah kurang tersedianya lapangan kerja yang membuat jutaan rakyat di negeri ini menjadi pengangguran dan menjadi berdampak menjadi masalah kemiskinan.
Kedua, Solusi Khusus yang berkaitan dengan kepribadian, khususnya kesadaran tiap-tiap individu, seperti mahasiswa akan perkembangan zaman semakin lama semakin pesat dan menuntut setiap orang memiliki kemampuan yang cukup untuk menghadapinya.
Akhir kata, dengan penjabaran yang telah disebutkan dan dijelaskan di atas beserta solusi pemecahannya yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi bangsa ini berkaitan dengan pembangunan daya saing bangsa, khususnya dalam menghadapi era globalisasi, diharapkan bisa menjadi alternatif pemecahan dan penyelesaian bangsa ini.
Tulisan ini telah mengikuti lomba MITI Award 2010 seleksi tahap II wilayah Jawa Tengah-DIY (JaDIY) .
0 comments:
Post a Comment
Tim Gudang Materi mengharapkan komentar anda sebagai kritik dan saran untuk kami .. Hubungi kami jika anda mengalami kesulitan !