Generasi muda Indonesia kini telah diperhadapkan pada perkembangan teknologi dan informasi di segala bidang. Hal ini tentunya merangsang anak muda untuk menggali potensi diri dan berkecimpung dalam berbagai komunitas maupun otodidak untuk mempelajari teknologi tersebut.
Namun seringkali anak muda diperhadapkan pada stagnansi untuk mengembangkan ide-ide terhadap produk teknologi kreatif yang ada. Hal ini didasari atas kurangnya kompetisi maupun perlombaan yang dapat memberikan masukan maupun ide kepada mereka dalam pengembangan produk.
COMPFEST 2011 merupakan salah satu kegiatan yang dapat menghadirkan ide-ide segar dari para developer aplikasi maupun pengguna (user) pemrograman dalam menunjukkan kreativitasnya dalam kompetisi. COMPFEST sendiri menjadi agenda rutin dari Fakultas Ilmu Komputer (FASILKOM) Universitas Indonesia yang menjadi momen yang ditunggu – tunggu bagi para pelajar maupun mahasiswa.
Kompetisi yang saya singgung pada awal tulisan ini menjadi tantangan bagi para akademisi, karena mereka mempunyai tanggung jawab secara moral terhadap pengembangan maupun inovasi dan karya baru bagi kemajuan bangsa.
Dalam COMPFEST 2011 ini semakin banyak kegiatan yang edukatif dan inovatif, selain itu kegiatan ini memfokuskan kepada kontribusi pelajar dan mahasiswa agar mereka melakukan inovasi untuk menjadi pribadi mandiri dan sukses.
Game Design Competition merupakan salah satu contoh dorongan bagi peserta yang berasal dari mahasiswa maupun developer Android se-Indonesia untuk berkompetisi dan membuat sebuah game pada platform mobile Android dengan tema "Inovasi". Selain itu, hadiah yang disediakan juga tidak tanggung-tanggung dengan total Rp. 17.500.000,- tentunya dapat mendorong pengembangan produk tersebut agar dapat digunakan secara massal.
Selain Game Design yang diperuntukkan untuk mahasiswa terdapat kompetisi Programming dan Robotic yang dikhususkan bagi siswa SMA/SMK se-Jabodetabek. Kompetisi Robotic ini tentunya memberikan nilai edukasi dan juga sebagai ajang pengenalan kepada pelajar SMA tentang robot. Dalam kompetisi Robotic ini ada yang istimewa, karena para peserta sebelum berkompetisi akan diberi pelatihan Robotic selama dua sesi. Dan bagi yang berminat dapat mengikuti sesi pelatihan, kemudian dapat mengimplementasikan ilmunya secara langsung pada saat kompetisi.
Dengan diadakannya sistem seperti ini, tentunya diharapkan dapat dihasilkan pelajar yang mampu untuk membuat inovasi robot-robot yang dapat membantu berbagai pekerjaan manusia.
Sebagai awal yang baik dalam pengembangan inovasi karya anak bangsa, dapat kita lihat dari prestasi Fahmi Waluya sebagai programmer cilik Indonesia. Selain menjadi pemenang di ajang INAICTA 2010 dan mendapatkan juga penghargaan pada ajang APICTA International 2010 di Kuala Lumpur Malaysia.
Kita dapat melihat cerminan generasi masa depan, bilamana anak – anak Indonesia sekarang dapat memanfaatkan berbagai fasilitas disekitarnya untuk menciptakan sebuah produk yang belum pernah terpikirkan oleh orang lain. Hal inilah yang dilakukan oleh Fahmi Waluya yang mengakui awalnya hanya mencoba untuk membuat aplikasi untuk adiknya, dibalik itu juga sejak duduk di kelas 4 Fahmi menjadikan software dan perangkat media komputer menjadi teman setianya. Hal ini berlanjut hingga ia berkenalan dengan Adobe Flash, bahkan hingga kini ia sudah bisa menghasilkan berbagai software edukasi untuk anak – anak dari karyanya tersebut.
Ini hanyalah sebuah contoh dari banyak kisah anak – anak yang menjadi cikal bakal orang sukses di bidang IT Indonesia. Namun demikian, untuk mencapai posisi ini tentunya Fahmi tidak sukses begitu saja. Tentunya dukungan dan dorongan dari berbagai pihak telah menyemangatinya untuk mulai berinovasi. Selain itu, Arrival Dwi Sentosa (pembuat ARTAV Anti-Virus) dan Muhammad Yahya Harlan (pembuat salingsapa.com) juga menjadi anak – anak yang kreatif dan inovatif yang patut dibanggakan bangsa Indonesia.
Selain dorongan eksternal, faktor internal juga diperlukan untuk menciptakan keseimbangan bagi generasi muda dalam memulai maupun meneruskan pengembangan karya – karya untuk kemajuan bangsa. Bisakah anda bayangkan bila anak – anak ini beranjak dewasa dan mengembangkan karya-karyanya tersebut ke arah yang lebih profesional, tentunya mereka sudah dapat mandiri dan tidak lagi membebani negara kita.
Inilah yang kita harapkan generasi mandiri dan kreatif, sehingga cita-cita negara dapat tercapai yakni menciptakan kemakmuran dan kemandirian bagi rakyatnya. Jika kita ingin mengimplementasikannya, tunggu apalagi kalau bukan dari sekarang untuk aset kita di masa depan.
Referensi :
http://news.gudangmateri.com/2010/10/fahma-waluya-dan-hania-pracika.html
http://news.gudangmateri.com/2011/02/3-bocah-jago-ti-beri-kuliah-umum-di-itb.html
Gambar:
http://3.bp.blogspot.com/-GPYH9nCIuQU/TVqiJoBG69I/AAAAAAAADRI/Hnh5MWnqjxU/s1600/3-bocah-it-arrivaldwisentosa-muhammadyahyaharlan-fahmawaluyaromansyah.jpg
http://2.bp.blogspot.com/-dpAlFen_yaQ/Td9q5p9-2MI/AAAAAAAAAYs/HqcB6cmHR-c/s1600/innovation-on-board%2528green%2529.jpg
Tulisan ini diikutkan dalam COMPFEST Blogging Competition 2011.
Hasil Akhir dari Blogging Competition COMPFEST UI 2011 telah diumumkan, baca hasil akhirnya disertai ungkapan dan rasa terima kasih saya pada tulisan Perjuangan di Kompetisi Blog COMPFEST 2011 ..