Menurut pakar dari UGM , metamorfosis ulat bulu ini tidak akan menjadi kupu-kupu melainkan akan menjadi ngengat . (baca : Ulat Bulu Probolinggo akan berubah jadi ngengat) . Sebagai gambaran situsasi yang sama , ulat bulu ini juga pernah menyerang Thailand dan melumpuhkan sektor perkebunan Mangga . Namun anehnya ulat bulu ini hanya makan daun Mangga , khususnya daun Mangga Manalagi .
Adapun untuk jenis/spesies dari Ulat Bulu ini sebenarnya sudah pernah dipublikasikan pada jurnal Internasional pada tahun 2003 , dengan nama : arctornis sp. dan Lymantria atemeles Collenette. Oleh karena itu kami akan membahas dua jenis spesies tersebut untuk menambah pemahaman anda !
Arctornis sp.
Ulat ini berasal dari filum Arthropoda , kelas Insecta , ordo Lepidoptera , Family Lymantriidae , genus Arctornis , dan spesies Arctornis sp. A. Selengkapnya dapat anda simak pada laman Lepidoptera barcode of Life , Australia .
Lymantria atemeles Collenette.
Ulat ini serupa dengan ulat yang dibahas sebelumnya yakni : dari filum Arthropoda , kelas Insecta , ordo Lepidoptera , sub-ordo : Noctuoidea , Family Lymantriidae . Namun berbedar dari segi genus dan spesies yakni : genus Lymantria , dan spesies Lymantria atemeles collenette . Selengkapnya dapat anda simak pada laman EOL Labs Lymantria .
Lymantria sedikit berbeda dengan Arctornis sebelumnya , hal ini dikarenakan genus keduanya yang berbeda . Ditambah lagi dari waktu beraktivitasnya , untuk Lymantria sendiri adalah serangga yang beraktivitas pada malam hari , hal ini dapat saya simpulkan dari sub-ordo Lymantria ini yang masuk kategori 'Noctuidea' yang berarti ia beraktivitas pada malam hari .
Kesimpulan
Keduanya berasal dari family yang sama yakni Lymantridiaee sehingga ciri - ciri fisik keduanya hampir sama , jadi jangan heran bila dalam pemberitaan susah dibedakan antara keduanya . Dan menurut pakar dari UGM , bahwa ulat ini akan berubah jadi ngengat .
Secara ilmiah , ulat yang pada ciri - ciri fisiknya mempunyai bulu - bulu yang panjang dan beracun disekujur tubuhnya kebanyakan termasuk kedalam kategori ngengat . Karena bulu tersebut akan melindunginya dari predator yang memangsa dirinya .
Analisis saya dan mungkin merupakan pandangan para ahli , ulat tersebut datang ke kawasan pemukiman karena predator yang sering memangsanya sudah turun drastis . Sehingga dalam prinsip piramida makanan bila konsumen tingkat I kurang dan konsumen tingkat II tinggi , maka akan terjadi kenaikan jumlah yang signifikan . Dalam hal ini konsumen tingkat I adalah burung dan konsumen tingkat II adalah ulat tersebut.
----------------------------------------------------------------
Sekalian menambah ilmu , saya memaparkan juga beberapa ulat yang seringkali menjadi hama bagi tanaman . Ulat ini juga merupakan golongan ngengat yang hampir sama yang saya jelaskan diatas , tetapi dibawah ini terdapat penjelasan rinci dari masing - masing jenis disertai cara penanggulangannya .
1. .Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabricius)
Ulat grayak (Spodoptera litura Fabricius) termasuk serangga dari jenis Lepidoptera : Noctuidae. Serangga dewasa berupa ngengat abu-abu, meletakkan telur pada daun secara berkelompok. Ukuran tubuh ngengat betina 14 mm, sedangkan ngengat jantan 17 mm. Setiap kelompok telur terdiri dari 30-700 butir yang ditutupi oleh bulu-bulu berwarna merah kecoklatan.
Telur akan menetas setelah 3 hari. Ulat yang baru keluar dari telur berkelompok di permukaan daun dan memakan epidermis daun. Setelah beberapa hari, ulat mulai hidup berpencar. Ulat grayak aktif memakan pada malam hari, meninggalkan epidermis atas dan tulang daun sehingga daun yang terserang dari jauh terlihat berwarna putih. Panjang tubuh ulat yang telah tumbuh penuh 50 mm. Kepompong terbentuk di dalam tanah. Setelah 9-10 hari, kepompong akan berubah menjadi ngengat dewasa.
Selain pada daun, ulat dewasa memakan polong muda dan tulang daun muda, sedangkan pada daun yang tua tulang-tulangnya akan tersisa. Selain menyerang kedelai, ulat grayak juga menyerang jagung, kentang, tembakau, kacang hijau, bayam dan kubis.
Pengendalian ulat grayak ini dapat dilakukan dengan cara:
* Tanam serempak.
* Varietas toleran (Ijen).
* SI NPV
* Penyemprotan insektisida bila mencapai ambang kendali (kerusakan daun 12,5%) dengan jenis insektisida Ambush 2 EC, Decis 2,5 EC, Irebon 95 EC, Cymbush 50 EC, Cascade 50 EC, Alabion 50 EC, Buldok 25 EC atau Matador 25 EC.
2. Ulat Jengkal (Chrysodeixis chalcites Esper; Thysanoplusia/Trichoplusia orichalcea Fabricus)
Ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites Esper; Thysanoplusia/Trichoplusia orichalcea Fabricus) termasuk serangga dari jenis Lepidoptera : Noctuidae. Ngengat betina meletakkan telur pada permukaan bawah daun secara satu persatu. Mula-mula telur berwarna putih kemudian berubah menjadi kuning.
Setelah 3-4 hari, telur akan menetas. Ulat yang keluar berwarna hijau dan dikenal dengan sebutan ulat jengkal karena perilaku jalannya. Panjang tubuh ulat yang telah mencapai pertumbuhan penuh sekitar 40 mm. Ulat dewasa membentuk kepompong dalam daun yang dianyam. Setelah 7 hari, kepompong tumbuh menjadi ngengat.
Serangga dewasa berupa ngengat berwarna coklat, ukuran tubuh ngengat betina 13 mm, sedangkan yang jantan 17 mm. Ulat memakan daun dari arah pinggir. Serangan berat pada daun mengakibatkan yang tersisa tinggal tulang-tulang daunnya dan keadaan ini biasanya terjadi pada fase pengisian polong. Ulat jengkal bersifat polifag (memakan hampir semua bagian tanaman). Selain menyerang kedelai, ulat jengkal juga menyerang tanaman jagung, kentang, tembakau dan kacang-kacangan lain.
Pengendalian ulat jengkal ini dapat dilakukan dengan cara:
* Tanam serempak.
* Penyemprotan insektisida bila telah mencapai ambang kendali (kerusakan daun 12,5%) dengan jenis insektisida Ambush 2 EC, Atabron 50 EC, Cascade 50 EC, Cymbush 50 EC, Decis 2,5 EC atau Matador 25 EC.
3. Ulat Penggulung Daun (Omiodes/Lamprosema/Hedylepta indicata Fabricius)
Ulat penggulung daun (Omiodes/Lamprosema/Hedylepta indicata Fabricius) termasuk serangga dari jenis Lepidoptera : Pyralidae. Ngengat betina berukuran kecil, berwarna coklat kekuningan dengan lebar rentangan sayap 20 mm. Telur diletakkan secara berkelompok pada daun-daun muda.
Setiap kelompok terdiri dari 2-5 butir. Ulat yang keluar dari telur berwarna hiaju, licin, transparan dan agak mengkilap. Pada bagian punggung (toraks) terdapat bintik hitam. Ulat ini membentuk gulungan daun dengan merekatkan daun satu dengan yang lain dari sisi dalam dengan zat perekat yang dihasilkannya. Di dalam gulungan, ulat memakan daun hingga akhirnya tinggal tulang daunnya saja yang tersisa. Panjang tubuh ulat yang telah tumbuh penuh 20 mm.
Kepompong terbentuk di dalam gulungan daun. Serangan hama ini terlihat dengan adanya daun-daun yang tergulung menjadi satu. Bila gulungan dibuka, akan dijumpai ulat atau kotorannya yang berwarna coklat hitam. Selain menyerang kedelai, ulat ini juga menyerang kacang hijau, kacang tunggak, kacang panjang, Calopogonium sp. dan kacang tanah.
Pengendalian ulat penggulung daun ini dapat dilakukan dengan cara:
* Tanam serempak.
* Penyemprotan insektisida bila telah mencapai ambang kendali (kerusakan daun 12,5%) dengan jenis insektisida Ambush 2 EC, Corsair 100 EC, Cymbush 50 EC, Decis 2,5 EC atau Fastac 15 EC.
4. Ulat Helicoverpa/Heliothis (Helicoverpa/Heliothis armigera Huebner)
Ulat helicoverpa/heliothis (Helicoverpa/Heliothis armigera Huebner) termasuk serangga dari jenis Lepidoptera : Noctuidae. Telur diletakkan secara terpencar satu per satu pada daun, pucuk atau bunga pada malam hari. Telur biasanya diletakkan pada tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Telur berwarna kuning muda. Setelah 2-5 hari, telur menetas menjadi ulat.
Ulat yang baru keluar kemudian memakan kulit telur. Ulat muda memakan jaringan daun, sedangkan ulat instar yang lebih tua sering dijumpai makan bunga, polong muda dan biji. Warna ulat tua bervariasi, hijau kekuning-kuningan, hijau, coklat atau agak hitam kecoklatan. Tubuh ulat sedikit berbulu. Panjang tubuh ulat pada pertumbuhan penuh sekitar 30 mm dengan lebar kepala 3 mm. Kepompong terbentuk di dalam tanah. Setelah 12 hari, menetas dan ngengat akan keluar. Warna tubuh ngengat kuning kecoklatan.
Ciri khusus cara makan ulat ini adalah kepala dan sebagian tubuhnya masuk ke dalam polong. Selain memakan polong, ulat muda juga menyerang daun dan bunga. Serangga hama ini mempunyai banyak tanaman inang yaitu kacang hijau, kacang buncis, kacang tanah, gude, kentang, tomat, kapas, jagung, kubis, bawang merah, apel, jarak, tembakau, sorgum, jeruk dan bunga matahari.
Pengendalian ulat helicoverpa/heliothis ini dapat dilakukan dengan cara:
* Tanam serempak.
* Tanam tanaman perangkap (jagung) di pematang.
* Penyemprotan dengan HaNPV
* Penyemprotan insektisida bila mencapai ambang kendali dengan jenis insektisida Ambush 2 EC, Corsair 100 EC, Cymbush 50 EC, Decis 2,5 EC atau Fastac 15 EC.
Daftar Pustaka
Departemen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2006. Hama, Penyakit dan Masalah Hara pada Tanaman Kedelai. Identifikasi dan Pengendaliannya. Bogor