Sejarah Perkembangan Sitem Ekonomi
Pada awal mulanya dunia tidak mengenal system Ekonomi Kapitalis, yang di kenal hanya system Ekonomi dari nenek moyangnya yang bersipat Tradisional. Dimana system ini memepunyai spirit demokrasi yang didalamnya mengajarkan sosial ekonomi, politik dan budaya. System ekonomi Tradisonal mempunyai prinsip kekeluargaan sehingga rasa tolong menolong dan toleransi sangat di jungjung tinggi menuntun para pelaku ekonomi untuk lebih memikirkan kesejahteraan daripada mengambil keuntungan semata.
Namun setelah memasuki abad ke 19 dunia mengalami perubahan yang sangat pesat terutama di bidang industri, yaitu dengan di tandai dengan terjadinya Revolusi Industri yang memicu lahirnya system Ekonomi kapitalis yang mengakibatkan sistem ekonomi nenek moyang yang bersifat sosialis tersebut tersingkirkan dan sekaligus merubah paradigma para pelaku ekonominya.
Revolusi Industri ini tidak serta merta hanya merubah perekonomian saja tetapi merubah taraf hidup pelakunya menjadi lebih baik. tetapi tidak semua orang mengalami perbaikan dalam hidupnya hanya orang-orang kuat dan tangguh yang bisa bertahan, mengapa? Karena system ekonomi ini menuntut manusia merubah paradigmanya untuk lebih memikirkan hidupnya sendiri tanpa melihat kesejahteraan orang banyak dan rasa tanggung jawab yang kurang.
Terjadinya Revolusi Industri tidak berpengaruh banyak pada peningkatan taraf hidup beberapa lapisan masyarakat, yang ada malah menyebabkan kemiskinan yang meningkat. Pembangunan pabrik-pabrik Industri besar menyebabkan hilangnya perekonomian kecil yang tidak sangup mengikuti persaingan.
Inilah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan social, dimana orang-orang yang mempunyai modal dialah yang berkuasa, tetapi orang-orang yang taraf hidupnya rendah, mereka hanya bisa menikmati penindasan yang secara tidak langsung mengarahkan mereka pada kemiskinan.
Melihat keadaan social pada waktu itu, maka munculah sekelompok orang yang menyebut dirinya sebagai reformer (pembaharu), dimana golongan ini mempunyai inisiatif untuk melakukan perubahan terhadap masyarakat yang tertindas. Mereka melakukan usaha untuk meningkatkan taraf hidup dengan cara melakukan sumbangan sumbangan dan pengadaan fasilitas gratis yang bisa digunakan.
Namun tidak bagi golongan yang menyebutkan dirinya sebagai golongan konservatif. Golongan ini menganggap bahwa kemiskinan bukan masalah mereka, kemiskinan hanyalah tanggung jawab pemerintah dimana pemerintahlah yang seharusnya melakukan perbaikan dan membantu pada masyarakat rendah yang mengalami penindasan untuk menjadikan mereka ke arah yang lebih baik.
Setelah sekian lama sistem kapitalis ini berjalan, sistem ini menyebabkan angka kemiskinan bertambah dan kesadaran manusia akan pentingnya kesejahteraan menjadi hilang maka pada pertengahan abad 19 muncullah golongan sosialis, dimana golongan sosialis ini menginginkan perubahan sistem ekonomi yang sedang berjalan yaitu dengan mengusulkan adanya pasar bebas dalam sistem ekonomi, yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat da tidak hanya orang-orang yang memiliki modal dan berkuasa yang bisa menguasai perekonomian.
Pada awal abad 20 gerakan yang dilakukan golongan reformer dan sosialis menghasilkan perbahan yang signifikan dimana gerakan golongan reformer dan sosialis ini berhasil memaksa kebijakan politik mengikuti pergerakan mereka.dan memaksa mereka untuk mengeluarkan kebijakan dalam rangka menguasai kehidupan perekonomian.
Keanekaragaman Sosialis
Setelah perang Dunia ke II bentuk sosialisme yang dibuat oleh Bolsheviks di Uni Soviet sangat membebani di negara negara di Bagian Timur eropa dimana tentara Soviet itu tinggal. Sistem tersebut seperti kepemilikan negara bagian terhadap pabrik pabriknya, produktif properti lainnya serta perencanaan kegiatan ekonomi semuanya dilaksanakan secara terpusat. Dengan seiring berjalannya waktu, masing masing negara tersebut mengembangkan sistemnya sendiri dengan sistem yang semakin pesat pula.
Sistem yang radikal dari model Uni Soviet pertama kali dikenalkan oleh Yugoslavia setelah negara tersebut membebaskan dirinya dari dominasi Uni Soviet pada tahun 1948. Yugoslavia menolak prinsip Uni Soviet terhadap kepemilikan negara bagian dan pemusatan perencanaan, mereka melihat pemusatan kekuatan negara bagian akan membalikkan Sosialisme Uni Soviet menjadi tirani politik.
Prinsip dari “worker self-management” (manajemen mandiri pekerja) dari Yugoslavia menggantikan Uni Soviet dari bentuk kepemilikan negara bagian dan manajemennya, sebagai pengganti pemusatan perencanaan, perusahaan-perusahaan swasta dibeli dan dijual kepada setiap negara atau daerah bagian dibawah pengaturan kebutuhan pasar yang bertujuan untuk membebaskan sistem pemusatan yang sangat mengekang pertumbuhan ekonomi.
Tidak hanya Yugoslavia, Hungaria juga beralih dengan cara yang sama setelah terbebas dari penindasan dengan revolusinya pada tahun 1956, mengganti pemusatan perencanaan dengan pengaturan kebutuhan pasar. Dua negara tersebut menetapkan pengalaman prinsip yang empirik untuk menilai bagaimana ekonomi sosialis akan berjalan apabila mengesampingkan pemusatan perencanaan (bentuk uni soviet) dan berpusat kepada pasar.
Ekspansi terbesar terhadap sosialisme terjadi pada 1949, bagaimanapun juga, kemenangan komunis China membawa negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia tersebut kedalam tergulungnya sosialis. Dengan cepat china tertarik terhadap tipe ekonomi uni soviet, tetapi kemudian menjadi kritikan terhadap apa yang mereka lihat sebagai perlindungan konsumen, individualisme, dan ketidaksamaan yang membuat sistem tersebut merosot.
Dengan “Lompatan yang dahsyat” pada tahun 1957 salah satu pemimpin partai Mao Zedong meluncurkan bentuk baru dari sosialisme dengan cara para tenaga kerja dimotivasi agar memberikan pelayanan yang lebih baik terhadap masyarakat daripada membayar dengan gaji yang tinggi untuk menghasilkan lebih banyak pekerja. Prinsip sosialisme Mao Zedong menggantikan sosialisme dunia dan menginspirasi para revolusionis di beberapa negara, terutama Fidel Castro dan Che Guevara di Kuba.
Beberapa kehidupan ekonomi sosialis pada abad itu terbentang di beberapa negara dibawah dominasi organisasi politik yang menyebut dirinya dengan berbagai macam Komunis atau Penganut ajaran Karl Marx. Kata “Sosialis” digunakan secara umum untuk sekumpulan orang yang properti produktifnya secara sosial dimiliki oleh pribadi. Sedangkan kata “Komunis” digunakan secara khusus untuk sekumpulan orang sosialis yang diatur oleh partai komunis dari tipe Uni Soviet.
Ada beberapa bentuk non-Komunis dari sosialisme, bagaimanapun juga, mereka berkembang didalam negara demokrasi sepanjang penyusunan ekonomi kapitalis. Salah satunya adalah israel kibbutz, yang telah berkomitmen memegang sistem sosialis tersebut, dengan sungguh sungguh mereka mempercayai bahwa semua orang sederajat dalam bentuk demokrasi. Terdapat juga beberapa keanekaragaman bentuk kerjasama kepemilikan tenaga kerja, salah satu yang terkemuka adalah Mondragon Kooperativ (Kerjasama Mondragon) yang berjalan dengan baik di daerah Basque, Spanyol.
Masyarakat yang bekerja dalam bentuk “mikro-sosialisme” relatif sedikit, tetapi yang berhubungan dengan organisasi tersebut memiliki anggaran yang tak terhingga terhadap terbatasnya pengalaman manusia dengan sosialisme di bawah kondisi demokrasi. Dengan Mondragon Kooperativ ini akan lebih meningkatkan SDM yang bergelut didalamnya karena bagaimana cara mereka untuk memanfaatkan anggaran yang tak terbatas dengan SDM yang tebatas.
Keanekaragaman bentuk pengalaman ekonomi pada abad ke-20 ini menyediakan berbagai kesempatan untuk menghadapi isu lembaga yang baik dengan cara yang mungkin dapat dikerjakan dengan mudah sebelumnya. Pada abad ke 19 hanya para reformer dan para liberal yang mampu memperdebatkan isu tersebut dalam bentuk yang berhubungan dengan dunia nyata, sebagai contoh pembatasan hari kerja menjadi 10 jam akan meningkatkan atau bahkan memperburuk keadaan dari para buruh.
Bagaimanapun juga, Sosialis dapat menyatakan pandangan mereka terhadap Good Society (lembaga yang baik) hanya dengan mengundang imajinasi untuk mempertimbangkan dunia yang tidak pernah ada, bagaimana mungkin ekonomi dapat beroperasi apabila berdasarkan kerjasama bukan kompetisi. Tidak adanya kasus yang aktual dari sosialisme membuat kritikan dari para pendukung sosialis, karena ketidaksempurnaan kapitalis dalam pelaksanaannya terlihat sangat jelas dan sering disejajarkan melawan hasil idealisasi dari sosialisme dalam teori, karena para pendukung secara konstan menghadapi keadaan yang menjengkelkan dan tak dapat disangkal.
Bentul-bentuk Kapitalisme
Negara negara kapitalis juga mengembangkan beragam bentuk organisasi ekonomi, sebagai cerminan dari berbagai macam hal, tetapi berbeda dengan sejarah dan tradisi kebudayaan yang di anut pada sebelumnya mereka cenderung mengembangkan oeganisasi ekonomi daripada mengembangkan sejarah dan kebudayaan nenek moyang.
Swedia dan negara Nordic “negara yang sejahtera” mengembangkan secara khusus dalam tingkatan dari persamaan pemasukan yang mereka capai, dan dalam sejumlah ketetapan sosial dalam keterbatasan dan untuk rakyat pada umumnya. Untuk alasan itu mereka sering berfikir dan menyebut dirinya sebagai “sosialis”. Untuk alasan itu mereka sering berfikir dan menyebut dirinya sebagai “sosialis”.
Pada umumnya dan sering digunakan, definisi dari sosialis ekonomi, adalah salah satu properti produktif yang dimiliki oleh sosial, dan terkecuali untuk beberapa pelayanan social dan di dalam produksi Swedia yang dilakukan secara berlimpah dalam pengoperasian perusahaan pribadi di pasar ekonomi.
Sebagai contoh Dalam produksi material, hanya 6 persen dari pekerja Swedia yang dipaksa bekerja di perusahaan milik pemerintah pada tahun 1960, lebih rendah dari Jerman Barat yang mencapai 7 persen yang secra normal menerapkan model konservatif kapitalis. Negara Swedia mempercepat perhatiannya untuk kesejahteraan sosial dengan cara mendistribusi ulang pemasukan yang didapat dari sebagian besar perusahaan ekonomi pribadi, daripada mencari untuk memproduksi pemasukan tersebut dari perusahaan milik negara.
Sedikit perbedaan dari bentuk kapitalisme yang telah disusun di Jerman. Lebih dari satu abad yang lalu, negara telah mempelopori dalam pengembangan program kesehatan nasional yang di biayai oleh pemerintah tetapi dilaksanakan oleh rumah sakit swasta dan dokter pribadi.
Relasi industri adalah berdasarkan kerjasama yang luas diantara pemimpin perusahaan dan pekerjanya, dan batasan-batasan yang telah digambarkan oleh para pekerja dalam susunan direksi perusahaan yang berbadan hukum. Bentuk kapitalis Jerman, banyak di adopsi oleh Austria dan Swiss memiliki ciri khas yaitu kadang-kadang dijuluki dengan nama “pasar sosial” kapitalis.
Jika salah satu negara itu tertarik untuk membuat perusahaan milik pemerintah pada negara kapitalis, negara lainnya tidak akan melihat Swedia, mengapa? Karena Negara Swedia ini tidak mengembangkan Ekonomi yang mengikut campur tangan pemerintah melainkan lebih pada ekonomi yang di kelola oleh swasta.tetapi pembuatan perusaan itu akan melihat kepada britania raya, negara yang baru menyelesaikan perangnya.
Dimana pemerintahannya yang bergerak di bidang ketenaga kerjaan menyelenggarakan program nasional yang sangat luas, ini sebagai bentuk tradisional dari sosialisme Inggris, tetapi sejak tahun 1975 hanya 8 persen dari para tenaga kerja yang bekerja di perusahaan milik pemerintah. Seperti Swedia, perusahaan-perusahaan Inggris pada waktu itu sebagian besar dimiliki oleh perseorangan.
Peran pemerintah dalam menggunakan pasar ekonomi dapat dipelajari dari pengalaman Prancis yang memperkenalkan bentuk perencanaan ekonomi nasional yang didesain untuk digunakan dalam ekonomi kapitalis. Berdasarkan kerjasama yang sukarela dari perusahaan perusahaan milik pribadi, yang disebut dengan rencana “indicative” berfungsi untuk membedakan hal tersebut dari tipe rencana soviet dibawah intruksi pemerintah terhadap perusahaan perusahaannya.
Di Jepang dan negara Lingkaran Pasifik lainnya, juga sangat ditekankan dalam mengarahkan ekonomi dalam investasi dan ketegasan produksi dalam perusahaan. Pada saat yang sama juga, inggris raya dibawah Margaret Thatcher dan Amerika Serikat dibawah Ronald Reagan telah mengatur dan menyusutkan peran pemerintah dari urusan ekonomi.
Swedia telah menggunakan level yang tinggi dari ketenagakerjaan dengan metoda yang konservatif, mereka telah mengembangakan program yang khusus yang menggabungkan pelatihan kerja dengan dana penampungan kerja, untuk mendayagunakan pekerja yang telah diberhentikan untuk mengambil pekerjaan di bidang lain di negara tersebut.
Jepang telah menarik perhatian banyak pihak dikarenakan penerapan daripada penyediaan garansi untuk bekerja seumur hidup kepada para pekerja dalam perusahaan yang sangat besar. Inggris raya telah lama menerapkan aturan untuk menentang sosialisasi gaji minimum, tetapi pemerintah ketenagakerjaan sekarang telah mengumumkan keseriusannya untuk mengajukan semacam hukum atau perundang undangan.
sumber : http://aziz27.wordpress.com/2009/01/08/perkembangan-ekonomi-kapitalisme/