Komposisi Bata Merah
- Tanah liat (alumina),sebagai perekat antar butir pasir dan membuat campuran bersifat plastis (dicampur air),terlalu banyak tanah liat (kurang pasir) membuat susutan cukup besar,retak, melengkung.
- Pasir (silika),sebagai pengisi, mengurangi susutan. Terlalu banyak menyebabkan tidak ada rekatan antar butir-butirnya,akibatnya bata jadi getas dan lemah
- Kapur, (berupa bubuk halus) berfungsi membantu proses pelelehan pasir saat pembakaran dan merekatkan butir tanah. Jika ada bubuk kapur yang berukuran besar maka kapur akan menjadi CaO (kapur tohor) setelah pembakaran dan akan mengembang bila kena air, sehingga bata menjadi retak, terlalu banyak kapur, bata akan mudah retak
- Oksida besi, berfungsi membantu proses pembakaran. Dan memberi warna merah setelah pembakaran, kekurangan oksida besi meyebabkan warna bata agak kuning (kurang gelap).
Persyaratan Standar Bata Merah
Persyaratan Bata Merah menurut SII-0021-78 dan PUBI 1982
Bentuk standar bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaan rata dan tidak retak-retak.
Ukuran standar:
modul M-5a:190 x 90 x 65 mm
modul M-5b:190 x 140 x 65 mm
modul M-6:230 x 110 x 55 mm
3. Bata merah dibagi menjadi 6 kelas kekuatan, yang diketahui dari besar kekuatan tekannya,
1. Kelas 25
2. kelas 50
3. kelas 100
4. kelas 150
5. kelas 200
6. kelas 250
kelas kekuatan itu menunjukan kuat tekan rata-rata minimum (kg/cm2) dari 30 buah bata merah yang diuji (dalam satu kelomopok bata merah diambil contoh paling sedikit 30 buah untuk diuji kuat tekannya)
4. Bata merah tidak boleh mengandung garam, yang menyebabkan pengkristalannya (berupa bercak putih) menutup lebih dari 50% permukaan batanya.