Model ini merupakan pengembangan dari model pembelajaran tradisional yang lebih banyak menekankan pada tanggungjawab individual dalam proses pembelajaran. Menurut model ini, pembelajaran dapat berlangsung tidak hanya tanggungjawab individula, tetapi dapat dalam bentuk kolaboratif melalui proses pembelajaran kelmpok. Model ini mendasarkan pada paradigma hubungan antara aktivitas dan orientasi (fokus) pembelajaran.
Berdasarkan aktivitasnya , proses pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : pembelajaran yang dilakukan oleh individu secara sendiri-sendiri dan pembelajaran yang dilakukan bersama kelompok sebaya. Berdasarkan orientasi (fokus), pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu : pembelajaran yang berfokus (berorientasi) pada individu dan pembelajaran yang berfokus (berorientasi) pada kelompok.
Dari hubungan dua dimensi tersebut, dihasilkan empat pola pembelajaran, yaitu :
1. Tradisional lectures (ceramah tradisional)
2. Self study (belajar mandiri)
3. Concurrent learning (pembelajaran berbarengan)
4. Collaborative learning (pembelajaran kolaboratif/kerjasama)
Hubungan antara dimensi orientasi pembelajaran dan aktivitas pembelajaran tersebut dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut :
1. Traditional Lecturing (Ceramah tradisional)
Strategi pembelajaran dalam model ini dilakukan dengan mengikuti ceramah daripihak pengajar. Ciri utamanya ialah :
* siswa mendengarkan penjelasan pengajar
* kegiatan dan lingkungan belajar dikendalikan oleh pengajar
* pengetahuan yang diperoleh tergantung daya tangkap siswa.
* biasanya hanya sedikit didukung oleh tehnologi.
* berlangsung dalam suasana yang otoriter.
Model ini sering dipandang sebagai model tradisional dan kurang memberikan kesempatan pemberdayaan secara psitif terhadap pembelajar. Untuk situasi masa kini, model ini dipandang kurang tepat, kecuali apabila dikombinasikan dengan model pendekatan lainnya yang lebih inovatif (dukungan tekhnologi mis : LCD, alat peraga dll, dan dilakukan secara interaktif).
2. Self Study (belajar mandiri)
Dalam model ini strategi pembelajaran dilakukan secara mandiri oleh pelajar dalam keseluruhan aktivitasnya. Model ini memiliki ciri-ciri :
* berfokus pada pemikiran sendiri.
* prosesnya diarahkan sendiri (kapan waktu belajar, menggunakan media apa, dimana, dsb).
* pengetahuan yang berupa refleksi dan integrasi.
* menggunakan banyak multimedia (buku, kaset, CD, internet dll)
* penghargaan atau apresiasi dilakukan oleh diri sendiri.
* bersifat otonom.
Contoh self study : belajar bahasa Inggris secara otodidak, belajar bermain musik secara otodidak dll. Kelemahan metode ini, tidak ada umpan balik dari orang lain untuk mengetahu tingkat kemahiran siswa. Supaya hal tersebut tidak terjadi, metode ini perlu didukung oleh konsultan yang lebih ahli.
3. Concurrent Learning (pembelajaran berbarengan)
Dalam model ini, pada dasarnya pembelajaran dilakukan atas dasar tanggung jawab siswa secara mandiri, namun dilakukan secara bersama-sama dengan siswa lainnya baik langsung maupun tidak langsung. Ciri-ciri model ini adalah :
* Dilakukan secara partisipatif
* Dalam suatu forum terbuka
* Susananya salng menghargai satu dengan yang lainnya
* Suasananya demokratis
* seringkali menggunakan dukungan teknologi (teleconference, e-learning dll)
Contoh model pembelajaran ini adalah : PPL, Study Tour dll, pelaksanaannya dilakukan bersama-sama (berkelompok) tapi laporannya dibuat sendiri-sendiri.
4. Collaborative Learning (pembelajaran kolaboratif/kerjasama)
Dalam model ini, pembelajaran dilakukan dalam bentuk kerjasama yang saling membantu antar siswa di dalam sebuah tim. Tanggungjawab dan keputusan disepakati leh kelompok tersebut. Penilaian pengajar juga didasarkan pada hasil kerja kelompok dan dinamika kelompok tersebut. Ciri-ciri dari model ini adalah :
* Dilakukan melalui suatu bentuk kerjasama untuk mendapatkan konsensus atau kesepakatan.
* Adanya berbagai pemahaman dan pendapat di dalam kelompok yang justru dapat memperkuat dinamika kelompok.
* Adanya keputusan bersama yang dibuat bersama-sama atas dasar nilai yang disepakati bersama.
Model ini akan banyak manfaatnya dalam mengembangkan suasana demokratis yang didasari nilai-nilai bersama dan saling menghormati untuk mencapai keputusan bersama. Pembelajaran ini membuat siswa lebih aktif dan kreatif.
Contoh model ini adalah : active learning (jigsaw learning, card sort, galeri jawaban, dll), contextual teaching and learning (CTL) dsb. (faifda)
sumber : http://pojokfaifda.blogspot.com/2010/12/circle-of-learning-individual-and-group.html