Runtut permasalahan atas Penangkapan Petugas KKP di Perairan Indonesia oleh Polisi Air Malaysia masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Indonesia . Hal ini pun mendorong saya untuk mengumpulkan artikel - artikel dari beberapa Media Online , seperi AntaraNews , TvOne , Liputan6 , VivaNews , Media Indonesia , Yahoo!News .
Mungkin beberapa artikel ini belum sepenuhnya mencakup pemberitaan nasional , tetapi saya rasa cukup untuk memahami akar perkara antara Indonesia dan Malaysia. Ketegangan antara kedua wilayah Indonesia dan Malaysia terlihat di beberapa Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia yang diwarnai aksi protes .
Namun , demikian penyelesaian oleh pihak pemerintah utamanya Kementrian Luar Negeri masih dalam proses . Bagaimanakah penyelesaian pemerintah atas Kasus ini ? Pahami perkara ini dari membaca beberapa artikel mengenai pemberitaan Penangkapan Petugas KKP oleh Polisi Air Malaysia.
Tiga Petugas KKP Dibebaskan
Rabu, 18 Agustus 2010
JAKARTA – Perairan di sekitar Tanjung Berakit, sebelah utara Pulau Bintan, ternyata belum memiliki perjanjian batas wilayah antara Indonesia dan Malaysia.
Hal itu menyebabkan Pemerintah Indonesia tidak bisa bertindak tegas dalam insiden penangkapan tiga aparat Pengawas Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Provinsi Kepri oleh Kepolisian Malaysia.
“Memang fakta antara Indonesia dan Malaysia di batas laut yang terkait belum ada kesepakatan, belum dimulai dan belum ada persetujuan batas wilayah antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura,” kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (17/8).
Alasan masih menggantungnya masalah garis batas laut di sekitar perairan Pulau Bintan adalah akibat ketidaksiapan Malaysia untuk berunding dengan Indonesia. “Kita ingin memastikan bahwa perundingan perbatasan bisa segera digulirkan. Indonesia siap kapan saja, hari ini juga siap, kapan pun kami siap.
Tapi Malaysianya belum siap,” kata Marty. Marty mengatakan Indonesia tidak dapat memaksa Malaysia jika negara itu memang belum siap menghadapi Indonesia di meja perundingan untuk membahas masalah perbatasan.
Sekalipun Malaysia belum juga siap membahas masalah perbatasan dengan alasan masih harus menyelesaikan masalah perbatasannya dengan Singapura, Menlu menegaskan bahwa Pemerintah akan selalu memastikan kedaulatan NKRI.
“Tugas kita adalah memastikan bahwa yang menjadi kedaulatan kita, hak kedaulatan kita, NKRI, tidak sejengkal pun kita kompromikan,” katanya.
Terkait kasus penangkapan nelayan pencuri ikan asal Malaysia oleh aparat Indonesia yang diikuti dengan penahanan tiga petugas sipil KKP oleh Malaysia, Marty mengatakan dalam setiap proses pembahasan dengan Malaysia, maka Indonesia selalu menegaskan terjadinya pelanggaran wilayah.
“Kita selalu menegaskan dari segi perspektif Indonesia telah terjadi pelanggaran dan kita sampaikan protes kita, keprihatinan kita, kita sampaikan,” katanya.
Pemerintah Indonesia juga mengingatkan Malaysia untuk tidak mengulangi peristiwa serupa di masa depan. “Kita mintai tidak diulangi kembali di masa depan,” katanya.
Tiga petugas KKP yang terdiri dari Selvo, Asriadi, dan Erwan sudah dibebaskan dan Selasa siang sudah sampai di Batam. Mereka diantar Staf Konsulat Jenderal RI untuk Johor Bahru dan Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pontianak, Bambang Nugroho.
Pemerintah juga telah memutuskan untuk mendeportasi tujuh nelayan Malaysia yang ditangkap petugas KKP. Marty mengatakan deportasi terhadap nelayan Malaysia itu bukan proses barter.
“Saya tidak mengerti istilah barter, saya tegaskan tidak ada istilah barter. Tidak ada istilah tukar-menukar,” kata dia. Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad berpendapat Pemerintah Malaysia seharusnya meminta maaf kepada Pemerintah Indonesia atas insiden tersebut.
Nota Protes
Pada kesempatan yang sama, Dubes Malaysia untuk Indonesia Dato Syed Manshe Afdzaruddin Syed Hassan berharap insiden tersebut tidak merusak hubungan dua negara yang sudah erat.
“Pada hakikatnya kita ingin diselesaikan dengan baik, jangan jadi merusakan hubungan kita kini yang begitu akrab,” kata dia.
Meski demikian, Pemerintah Malaysia mengirim nota protes kepada Indonesia atas sikap sebuah organisasi masyarakat (ormas) yang merusak pagar kedutaan besarnya di Jakarta dalam sebuah aksi unjuk rasa terkait penahanan tiga petugas KKP tersebut.
“Itu normal. Malaysia menyampaikan bahwa ada kerusakan, itu saja,” kata Dato Syed Manshe.
ito/N-1
http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=60170
Kalla Minta Malaysia Klarifikasi Penangkapan Tiga Petugas KKP
JAKARTA--MI: Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla meminta Pemerintah Malaysia segera melakukan klarifikasi atas tindakan penangkapan oleh aparatnya terhadap tiga petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia agar duduk persoalannya menjadi jelas.
"Pemerintah Indonesia hendaknya mendesak Pemerintah Malaysia untuk segera memberikan klarifikasi," kata Kalla seusai menghadiri sidang paripurna bersama mendengarkan pidato kenegaraan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/8).
Kalla menjelaskan, klarifikasi dari Pemerintah Malaysia sehingga bisa diketahui duduk permasalahan dari sisi Malaysia dan dikaji lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi di lapangan pada saat kejadian. Pemerintah Indonesia, kata dia, harus bersikap tegas meminta klarifikasi kepada Pemerintah Malaysia agar persoalannya tidak berlarut-larut dan keluar dari konteksnya.
"Jika dari klarifikasi yang disampaikan Pemerintah Malaysia alasannya tidak benar, ya harus diprotes. Kalau Pemerintah Indonesia tegas pasti akan ditanggapi," ujar Kalla.
Soal munculnya usulan agar Pemerintah Indonesia memanggil pulang Duta Besar yang bertugas di Malaysia sebagai bentuk protes terhadap sikap Malaysia, menurut dia, belum perlu. "Saya kira usulan untuk memulangkan Duta Besar Indonesia dari Malaysia adalah usulan berlebihan," katanya.
Dalam persoalan penangkapan tiga orang petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, kata Kalla, yang menjadi prioritas adalah mendesak Pemerintah melakukan klarifikasi. Tiga orang petugas dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau dilaporkan ditangkap oleh petugas kepolisian perairan Diraja Malaysia pada Minggu (15/8).
Informasi yang dihimpun, penangkapan terhadap tiga orang petugas dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau itu bermula dari mereka menangkap kapal nelayan Malaysia beserta tujuh awak yang mencari ikan di Perairan Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau.
Kemudian datang polisi perairan Malaysia yang menangkap dan menggiring kapal patroli petugas DKP Indonesia ke wilayah Malaysia. Peristiwa tersebut sudah dilaporkan oleh Menko bidang Politik Hukum dan Keamanan, Joko Suyanto kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari itu juga. (Ant/OL-04)
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/08/08/162547/15/1/Kalla-Minta-Malaysia-Klarifikasi-Penangkapan-Tiga-Petugas-KKP
Fadel yakin petugas KKP segera dipulangkan
Senin, 16/08/2010 13:14:51 WIB
Oleh: Siti Munawaroh
JAKARTA: Tiga orang petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang ditahan di Johor Baru, Malaysia, terkait dengan insiden di perairan Tanjung Berakit, Bintan, Kepualauan Riau, dijanjikan akan segera dipulangkan dalam 1-2 hari.
"Janji mereka [Malaysia] akan mengeluarkan 1-2 hari ini. Mereka [tiga petugas DKP] dalam kondisi sehat wal'afiat. Perkembangan terakhir, kami telah mengadakan pembicaraan diplomatik baik tingkat kementerian maupun tingkat perdana menteri. Prinsipnya kita ingin menjaga hubungan baik antara Indoensia dan Malaysia," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.
Dia mengatakan hal itu seusai mengikuti Pidato Kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rangka perayaan kemerdekaan ke-65 Indonesia, di kompleks DPR Senayan hari ini.
Pemerintah menolak untuk mengatakan bahwa ketiga petugas DKP tersebut ditahan oleh aparat polisi Malaysia, tetapi lebih menggunakan istilah dimintai keterangan.
"Untuk itu, tiga orang yang sedang dimintai keterangan di Johor. Karyawan saya [KKP], akan segera dikembalikan. Saya juga sudah mengirimkan orang di level direktur untuk berada di Johor mengikuti perkembangan yang ada," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pihaknya telah mendapat instruksi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta masalah ini diselesaikan dengan baik.
Marty mengakui pada pagi ini pihaknya telah mengadakan komunikasi dengan Menteri Luar Negeri Malaysia, yang juga memiliki tekad yang sama untuk mengatasi, mengelola masalah ini dengan baik sesuai dengan fakta bahwa antara Malaysia dan Indonesia ada tali persahabatan dan persaudaraan yang baik.
"Dengan kaitan ini kami mencatat, tiga warna negara Indonesia petugas KKP yang saat ini berada di Johor Baru, dimintakan keterangan. Pemahaman kami, setelah keterangan tuntas diberikan, akan berada di posisi untuk kembali ke Indonesia," katanya.
Di lain pihak, Marty mengakui bahwa keadaan perbatasan laut antara Indonesia dengan Malaysia di wilayah tersebut memang belum dituntaskan sehingga insiden ini mengingatkan pemerintah untuk terus bekerja keras menetapkan batas laut kedua negara.
Indonesia, ujar Marty, siap untuk melakukan perundingan wilayah perbatasan di perairan tempat terjadinya insiden, tetapi dari pihak Malaysia belum memungkinkan adanya upaya tersebut karena perlu menuntaskan batas-batas negaranya dengan Singapura.
Marty menekankan pada intinya saat ini pihaknya fokus untuk menyelesaikan masalah ini dengan bijak, sesuai semangat persahabatan tentunya tanpa menanggalkan masalah prinsip.
"Penyelesaiannya lebih cepat, lebih baik. Untuk pertukaran, faktanya memang ada tujuh nelayan Malaysia yang berada di Pulau Batam, mereka sudah melalui proses pihak yang berwenang, nanti kita lihat bagaimana penanganannya," ujar Marty.
Namun, katanya, tentunya pemerintah juga memahami mereka nelayan rakyat biasa yang melanggar ketentuan UU Indonesia sehingga perlakuan yang diberikan tentunya mempertimbangkan asas kemanusiaan.(ea)
http://web.bisnis.com/umum/1id201033.html
Tiga Petugas KKP Ditangkap Polisi Malaysia
15/08/2010 19:10
Liputan6.com, Jakarta: Tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ditangkap Malaysia. Kabar ini juga sudah dilaporkan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Ya, sudah dilaporkan, melalui ajudan beliau," kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto di Jakarta, Ahad (15/8).
Djoko juga sudah menginstruksikan Kementerian Luar Negeri, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, dan juga Konsulat Jenderal (Konsul) Indonesia yang ada di Johar Baru. Mereka diminta membebaskan tiga petugas KKP yang ditangkap.
Menurut Djoko, penangkapan berawal ketika petugas KKP menangkap kapal nelayan Malaysia beserta tujuh awak yang mencari ikan di Perairan Bintan, Indonesia. Lalu ada kapal polisi marine Malaysia yang mendekati kapal KKP dan menembakkan peluru suar (tembakan peringatan) ke atas. Tak hanya menembak, polisi marine Malaysia juga menggiring kapal ke Johor. "Jadi bukan tentara Malaysia yang menggiring," ujar Djoko, seperti dikutip Antara.
Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Aji Sularso membenarkan penangkapan tiga petugas KKP. Tapi dia membantah terjadi penembakan terhadap kapal patroli KKP oleh polisi Malaysia. "Benar ada penangkapan terhadap tiga petugas KKP. Saat ini kami tengah mengupayakan agar ketiga petugas itu dibebaskan," kata Aji.(ULF)
http://berita.liputan6.com/politik/201008/291452/Tiga.Petugas.KKP.Ditangkap.Polisi.Malaysia
Presiden Minta 3 Petugas KKP Dibebaskan
Upaya penyelesaian sedang dilakukan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kelautan.
Minggu, 15 Agustus 2010, 20:00 WIB
VIVAnews - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengaku Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengetahui perihal penangkapan tiga petugas pengawas perikanan Indonesia oleh Polisi Air Malaysia.
Presiden pun meminta proses diplomasi dalam pemulangan tiga petugas pengawas perikanan Indonesia tersebut.
"Agar diselesaikan secara baik-baik," kata Djoko usai menghadiri acara pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di Istana Negara, Minggu 15 Agustus 2010.
Djoko menambahkan, upaya penyelesaian sedang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Ia juga belum mengetahui apakah ketiga petugas Indonesia tersebut sudah melanggar perbatasan atau hukum internasional.
Kemudian, apakah Indonesia akan menukar petugas Indonesia yang ditahan Malaysia dengan nelayan Malaysia yang ditahan Indonesia? "Belum tahu prosesnya, nanti lagi jalan itu. Ikuti prosesnya," ujar Djoko.
Penangkapan tiga petugas Indonesia terjadi setelah petugas Indonesia mengejar dan berusaha menangkap nelayan Malaysia yang masuk secara ilegal ke wilayah perairan Tanjung Berakit, Kepulauan Riau. Sebelum tiga petugas tersebut ditangkap, Polisi Diraja Malaysia melepaskan dua tembakan.
Petugas Indonesia kemudian bersitegang dengan Polisi Diraja Malaysia, karena Polisi Diraja Malaysia mengklaim perairan Bintan termasuk wilayah Malaysia. Dalam usaha menangkap nelayan Malaysia, petugas Indonesia juga berhasil mengamankan tujuh nelayan asal Malaysia. (umi)
• VIVAnews
http://nasional.vivanews.com/news/read/171191-presiden-minta-diplomasi-pemulangan-3-petugas
Kronologi Penangkapan Petugas KKP Versi Pemerintah
Minggu, 15 Agustus 2010 18:26 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menceritakan kejadian terkait dengan penahanan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Jumat (13/8) pekan lalu oleh polisi Malaysia.
Djoko mengatakan, ada penangkapan oleh kapal Kementerian Kelautan dan Perikanan terhadap kapal nelayan Malaysia yang mencari ikan di perairan Indonesia
"Tujuh awak kapal Malaysia ditangkap dan dipindahkan ke kapal kita sementara lima kapal Malaysia dikawal dan tiga orang awak dari KKP berada di kapal tersebut," kata Djoko, Jakarta, Minggu.
Lalu, kata Djoko, ada kapal polisi marine Malaysia yang mendekati lima kapal itu dan menembakkan peluru suar (tembakan peringatan) ke atas.
"Kemudian Polisi marine Malaysia menggiring ke Johor, jadi yang menggiring itu bukan tentara Malaysia," kata Djoko.
Sebagai Menkopolhukam, dirinya sejak kemarin sudah menginstruksikan Kemlu dan KKP untuk mengelola masalah ini.
"Kemenlu sudah saya minta hubungi kedutaan besar Malaysia. Saya terus ikuti perkembangannya," kata Djoko.
"Saat ini, tujuh orang awak kapal Malaysia itu diperiksa di Batam," tambahnya.
Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Aji Sularso membenarkan penangkapan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan tetapi membantah terjadi penembakan terhadap kapal patroli KKP oleh Polisi Diraja Malaysia.
"Benar ada penangkapan terhadap tiga petugas KKP. Saat ini kami tengah mengupayakan agar ketiga petugas itu dibebaskan," kata Aji.
Ia membantah terjadi penembakan terhadap kapal partoli KKP yang dilakukan oleh kapal Patroli Malaysia.
"Tidak ada penembakan terhadap petugas kita. Tapi hanya tembakan peringatan saja kepada petugas yang sedang berpatroli," katanya.
Ia mengatakan, tembakan peringatan oleh kapal patroli Malaysia terhadap petugas KKP tersebut terjadi ketika kapal patroli KKP tengah mengamankan kapal nelayan Malaysia yang melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia, tepatnya di perairan Bintan, Kepulauan Riau.
(ANT/B010)
http://www.antaranews.com/berita/1281871597/kronologi-penangkapan-petugas-kkp-versi-pemerintah
Kronologi Malaysia Tangkap 3 Petugas KKP RI
VIVAnews - Hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia menegang. Malaysia balas menangkap tiga petugas pengawas perikanan Indonesia paska penangkapan tujuh nelayan Malaysia yang menangkap ikan melewati batas, sehingga masuk wilayah perairan Indonesia.
Minggu malam, 15 Agustus 2010, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad didampingi Direktorat Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP) Aji Sularso membeberkan insiden tersebut.
Keduanya menjelaskan kronologis insiden berdasarkan laporan Kasi Bin Gakkum Direktorat Kepolisian Perairan Polda Kepri, Ajun Komisaris Ade Kuncoro. Laporan tersebut berdasar kesaksian Pengawas Perikanan Tanjung Balai Karimun Hermanto. Berikut kronologinya:
Pada Jumat, 13 Agustus 2010 sekitar pukul 10.30 WIB, Pengawas Perikanan Tanjung Balai Karimun menyiapkan Kapal Dolphin 015 ke Batam untuk patroli bersama. Pengawas perikanan Batam mendapat informasi dari masyarakat ada kapal ikan asing berbendera Malaysia melakukan penangkapan ikan di sekitar perairan Berakit.
Sekitar Pukul 14.00 WIB, Kapal Dolphin 015 diawaki tiga anggota Satker DKP Tanjung Balai Karimun berangkat menuju ke Batam.
Pada pukul 19.00, Kapal Dolphin 015 bergerak ke lokasi target. Di sana, mereka memergoki kapal ikan asing berbendera Malaysia sedang menangkap ikan di wilayah Perairan Indonesia. Kapal itu kemudian digiring ke Batam. Tiga petugas mengawal naik di atas kapal tersebut.
Pukul 22.00 WIB, tiba-tiba kapal patroli Marine Police Malaysia menghadang. Polisi Malaysia memerintahkan anggota DKP yang ada di Kapal Dolphin 015 untuk naik keatas Kapal mereka. Permintaan ditolak. Salah seorang petugas, Hermanto menjelaskan kapal berbendera Malaysia tersebut ditangkap karena mereka menangkap ikan di wilayah Perairan Indonesia. Kapal Patroli Marine Police Malaysia tidak menanggapi.
Lalu, Kapal Patroli Marine Police Malaysia mengeluarkan tembakan peringatan. Nakhoda Kapal Dolphin 015 melarikan diri ke arah lampu Berakit. Sementara itu, kapal ikan asing berbendera Malaysia yang dikawal oleh tiga orang anggota DKP ditangkap oleh Kapal Patroli Marine Police Malaysia.
"Kapal itu terlalu kecil, tidak dipersenjatai. Saya belum cek apakah petugas bersenjata, memang ada bersenjata pistol tapi tidak semua petugas dipersenjatai," lanjut Aji Sularso.
Setelah ketegangan mereda, kedua kapal bernegosiasi saling membebaskan tahanan. Namun, tidak ada kesepakatan. Masing-masing pulang membawa tahanan.
Kapal Dolphin 015 tiba di Dermaga Dit Pol Air Polda Kepri Sekupang Batam untuk melaksanakan koordinasi sekaligus melaporkan kejadian tersebut.
Kapal Indonesia menahan tujuh nelayan berkebangsaan Malaysia. Mereka adalah Muslimin Bin Mahmud, warga Johor, Malaysia; Roszaidy Bin Akub, warga Johor; Ghazali Bin Wahab, warga Sungai Renggit, Johor; Faisal Muhammad, warga Endau Johor; Boh Khee soo, warga Johor; Lim Kok Guan; dan Cheng Ah choy, warga Sungai renggit, Johor, Malaysia.
Tiga orang anggota Satker tersebut diatas ditahan oleh Marine Police Malaysia adalah, Hermanto, anggota Satker PSDKP Tanjung Balai Karimun; Ridwan, Satker PSDKP Tanjung Balai Karimun; dan Rudi, satker PSDKP Tanjung Balai Karimun. (umi)
http://id.news.yahoo.com/viva/20100815/tpl-kronologi-malaysia-tangkap-3-petugas-fa55e98.html
Menlu: Petugas KKP Tak Dibarter Dengan Nelayan Malaysia
Selasa, 17 Agustus 2010 13:31 WIB
Jakarta, (tvOne) Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa membantah kabar yang menyebutkan bahwa tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia yang sempat ditahan oleh aparat Malaysia, akhirnya dibebaskan sebagai barter dengan tujuh nelayan Malaysia.
"Saya tegaskan tidak ada istilah barter. Tidak ada istilah tukar menukar. Yang ada, Malaysia telah memperoleh keterangan dari petugas KKP yang sifatnya keterangan, bukan pemeriksaan. Sementara itu, tujuh nelayan Malaysia yang sempat ditahan di Batam telah diperiksa oleh aparat hukum dan setelah diperiksa diputuskan dideportasi," katanya, seperti dilansir ANTARA.
"Jadi memang ini sinergi tetapi prosesnya sama sekali tidak ada istilahnya barter. Yang ada proses yang saling menghormati," lanjutnya.
Menlu juga memastikan ketiga petugas KKP tersebut bisa segera kembali ke Indonesia. Setelag dibebaskan pada Selasa (17/8) lalu, ketiganya berada di kantor Konsulat Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia. "Saudara-saudara kita Insya Allah hari ini sudah bisa kembali ke Tanah Air," kata Menlu saat menghadiri Upacara Kemerdekaan 17 Agustus di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.
Terkait kasus pelanggaran batas wilayah oleh para nelayan pencuri ikan asal Malaysia, Menlu mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia akan selalu memastikan kedaulatan wilayahnya dan tidak akan mengkompromikan sejengkal pun wilayahnya.
"Jadi dalam proses pembahasan dengan Malaysia kita selalu menegaskan dari segi perspektif (di)Indonesia telah terjadi pelanggaran dan kita sampaikan protes kita, keprihatinan kita, kita sampaikan supaya tidak diulangi kembali di masa depan," katanya.
Sebelumnya, diberitakan pada Jumat malam (13/8), tiga Pengawas Perikanan Satker KKP Asriadi (40), Erwan (37), dan Seivo Grevo Wewengkang (26), ditahan Polisi Perairan Diraja Malaysia, setelah mengamankan tujuh nelayan Malaysia yang kedapatan menjaring ikan di perairan Indonesia.
http://nasional.tvone.co.id/berita/view/42874/2010/08/17/menlu_petugas_kkp_tak_dibarter_dengan_nelayan_malaysia/
Tiga Staf KKP Ikut Uparaca di Konjen Johor
Polkam / Selasa, 17 Agustus 2010 09:42 WIB
Metrotvnews.com, Batam: Tiga orang staf Kementrian Kelautan dan Perikanan (KPP) yang sempat ditahan Polisi Diraja Malayasia, kini sudah dikembalian ke Konsulat Jenderal RI di Johor. "Tiga orang itu sekarang sudah berada di Kantor Konjen Indonesia," kata mediator Konsulat Jenderal RI untuk Malaysia, Netty Herawati.
Atas permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata dia, tiga staf KKP berupacara memperingati Hari Kemerdekaan RI di kantor Konjen. Mengenai kepulangan tiga staf KKP, ia mengatakan belum mengetahuinya.
Sementara itu, sebanyak tujuh nelayan Malaysia yang ditahan Kementerian Kelautan dan Perikanan karena kedapatan mencuri perikanan di Perairan Indonesia dikembalikan, Selasa (17/8). "Tujuh nelayan itu sudah dikembalikan pagi ini," kata Netty. Tujuh nelayan Malaysia itu telah diantar ke Terminal Internasional Batam Centre. Selanjutnya mereka berangkat ke Malaysia menggunakan Kapal Pintas Samudera Tiga, berangkat dari Batam pukul 08.30 WIB, menuju Pelabuhan Situlang Laut, Johor Bahru.
Netty mengatakan tujuh nelayan Malaysia itu dijemput Wakil Duta Besar Malaysia untuk Singapura Ahmad Faisal bin Muhammad. Selain staf Kedutaan Malaysia, tujuh nelayan itu juga diantar staf konsulat jenderal RI Johor Bahru , Dewan Priyo Kusumo. Sedangkan kondisi para nelayan Malaysia itu, dalam keadaan sehat. (Ant/RIE)
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/08/17/26280/Tiga-Staf-KKP-Ikut-Uparaca-di-Konjen-Johor
0 comments:
Post a Comment
Tim Gudang Materi mengharapkan komentar anda sebagai kritik dan saran untuk kami .. Hubungi kami jika anda mengalami kesulitan !