Oleh Ben B Nur
Penulis Buku The Golden Rule Of Success
Siapa yang tidak ingin hidup berkecukupan dengan cara yang bersih? Pegawai negeri tidak terkecuali. Ada ketakutan dan kekhawatiran tentang keamanan di masa depan, terutama keamanan finansial di hari tua. Ada tekanan kebutuhan sehar-hari. Tak sedikit dorongan nafsu konsumtif ikut berpengaruh.
Pada saat yang sama sistem penggajian pegawai negeri memang belum bisa memenuhi standar yang diharapkan. Tetapi tak sedikit pegawai negeri yang hidup berlimpah materi. Darimana mereka mendapatkannya?
Seperti fenomena keterpengaruhan yang umum terjadi, bila ada satu orang yang menguap di dalam satu ruangan, maka yang lain akan terpengaruh menguap. Coba kita ingat bahwa sering kita ingin buang air kecil justru saat melihat salah seorang teman kita hendak ke kamar kecil.
Ketika kita melihat orang lain bisa lebih sejahtera dengan memanfaatkan posisi atau kedudukannya, mungkin kita ragu-ragu mengikutinya bila mengetahui itu adalah peerjaan yang beresiko. Tetapi seiring waktu ketika kita melihat tidak ada konsekuensi yang sgnifikan terhadap orang itu, maka yang terjadi kemudian adalah kita akan mencoba mengikutinya, begitulah seterusnya perilaku korup mewabah.
Tanpa bermaksud mendukung atau menyalahkan perilaku korup itu, di sini kita hanya mencoba melihatnya dalam skala ketenangan hati tanpa pretensi mengadili. Kalau kita melihat korupsi itu sebagai tindakan buruk dan kita berada di luar sistem, maka tindakan kita bila tidak bisa secara fisik maka lebih sering terlontar dalam bentuk tuduhan dan makian.
Pegawai negeri dan pejabat lembaga publik yang dituduh, secara diam-diam membangun barikade pertahanan dengan pertama-tama melihat siapa pengkeritiknya. Bila pengkeritiknya adalah dari kalangan swasta, maka biasanya mereka mengatakan, mudah saja mereka menuduh karena mereka tidak merasakan susahnya hidup layak dari gaji pegawai negeri.
Kalau yang melontarkan hujatan dari aparat pemerintah pusat kepada aparat daerah, maka cara mengelak biasanya dengan mengatakan keruhnya air di muara karena dari sononya di hulu memang sudah keruh. Elakan ini mungkin beralasan bila kita tekun mendengar bagaimana keluh kesah aparat daerah yang harus menyiapkan sejumlah pelicin yang nilainya ratusan juta untuk mendapatkan proyek bagi daerahnya.
Dimana sebenarnya korupsi di lingkungan pemerintahan bermula? Jawabannya sederhana yakni dari diri masing-masing orang yang memilih untuk mendapatkan sesuatu, baik uang kedudukan atau yang lainnya yang sangat ingin dimiliki dengan cara-cara yang bertentangan dengan hukum yang berlaku. Setiap orang mempunyai kekuatan untuk memilih tindakan. Kalau kita bisa memilih tindakan yang disebut korupsi, maka tentu kita juga dapat memilih tindakan tidak korupsi.
0 comments:
Post a Comment
Tim Gudang Materi mengharapkan komentar anda sebagai kritik dan saran untuk kami .. Hubungi kami jika anda mengalami kesulitan !